Putra Dikeroyok Orang Tak Dikenal Karena Retas Situs NASA? Ini Penjelasan Polisi
Dia memastikan bahwa peristiwa pengeroyokan terhadap Putra murni karena kenakalan remaja
Selain itu, dia juga sempat mendapatkan proyek dari salah satu media online dan lainnya.
Putra mematok tarif proyek bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan dan waktu pengerjaan.
"Saya pernah mendapatkan kontrak proyek satu bulan seharga Rp 25 juta," katanya.
Anak bungsu dari empat bersudara ini menggunakan pendapatannya untuk upgrade perangkat kerja.
Selain itu, dia juga membelanjakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Asal tahu saja, Putra mulai belajar meretas situs sejak berusia 12 tahun.
Dia mempelajari teknik membobol situs secara otodidak.
"Saya banyak cari tahu dari Google kemudian bergabung dengan komunitas," jelasnya.
Para anggota komunitas memberi banyak wawasan dan ilmu untuk meningkatkan kemampuannya.
Berbekal rasa penasaran dan keuletannya, dalam hitungan bulan Putra sudah berhasi meretas satu website.
"Saat itu saya meretas situs perusahaan luar negeri," katanya.
Belum puas dengan pencapaiannya, dia kian getol meningkatkan ketrampilannya.
Sampai suatu hari, dia berhasil membobol situs website salah satu bank swasta di Indonesia.
Dian Suprianto, kakak Putra bercerita adiknya mulai tertarik untuk belajar meretas situs setelah akrab dengan game online.
Asal tahu saja, Putra membeli perangkat komputer dari angpao khitan yang dikumpulkanya.
"Dia sering ngobrol dengan saya dan kakak untuk mengenal komputer," kata Dian.
Baca: Remaja dari Tangerang Peretas Situs NASA Babak Belur Dikeroyok OTK, 1 Orang Berhasil Ditangkap
Putra juga tidak sungkan meminta bantuan sang kakak bila komputernya sedang bermasalah.
Maklum saja kedua kakak putra bekerja di bidang komputer dan teknologi informasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Polisi Sebut Pengeroyok Remaja Tangerang yang Bobol Situs NASA Terbiasa Tawuran