Kamis, 2 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Cerita Denna, Relawan Covid-19: Dilarang Pak RT Pulang ke Rumah

Bulan Ramadan tahun ini Denna tak bisa menjalankan kewajiban berpuasa bersama keluarga di rumah.

Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 Denna Pungki (21) memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat ditemui di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/4/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Apa duka yang dialami sebagai relawan medis di bulan Ramadan ini?
Teman-teman kami beberapa kali mengalami sanksi sosial. Seperti dikucilkan, dijauhkan, sampai pak RT setempat wanti-wanti kita untuk tidak pulang (ke rumah).

Baca: Kepribadian Orang yang Lahir di Bulan Mei Berdasarkan Tanggal Lahir, Cek Kamu Sosok seperti Apa?

Memang kami belum pulang dari hari pertama bertugas. Sampai bulan puasa ini belum bertemu keluarga, itu yang menyedihkan.

Puasa tidak bersama keluarga, tapi kami saling support dengan teman relawan lainnya, yang kita lakukan ini bukan untuk kita sendiri tapi untuk semua.

Bagaimana perasaan Denna ketika masyarakat justru cenderung diskriminatif?
Kita berusaha, sama-sama mengerti.

Denna tetap berpuasa?
Semampu kami, kami tetap puasa. Tetap menjalankan ibadah kami yaitu berpuasa dan menjalankan salat 5 waktu.

Saat menghubungi keluarga?
Mungkin kami ketika sahur, setiap berbuka, setiap ada waktu lenggang untuk video call, untuk saling menyapa. Kekhawatiran menjadi makanan setiap hari bagi mereka ya.

Bagaimana Denna meyakinkan orang tua menjadi relawan medis?
Saya juga berjanji untuk menjaga diri, mengikuti protokol pencegahan penularan Covid-19 ini untuk yang terbaik, untuk bisa pulang ke rumah agar bisa bersama keluarga lagi.

Apa tidak takut tertular?
Sedikit parno, iya. Kita selalu yakin, kita akan mengikuti protokol dari dokter.

Sudah berapa kali menangani pasien positif Covid-19?
Sampai kemarin sudah ada 3750 masyarakat yang menjalankan Rapid Test. Yang terindikasi positif itu ada 28 orang.

Ada pasangan suami istri. Anaknya, dua-duanya panas, mungkin mereka. Setelah dites ibunya negatif, bapaknya positif. Di situ seperti perpisahan keluarga, anaknya langsung dirujuk, kami melihat kesedihan ketika sang suami harus mengikuti isolasi arahan dari dokter di bulan Ramadan.

Apa ada pesan kepada masyarakat yang mendiskriminasi tenaga medis penanganan Covid-19?
Kami mengerti apabila masyarakat parno atau khawatir. Kami meyakinkan bahwa kami keluar itu sudah benar-benar bersih dari Covid-19.

Baca: Hukum Mencicipi Makanan Saat Berpuasa, Benarkah Bisa Membatalkan? Begini Penjelasannya

Sebelum kami keluar dari sini sudah disemprot disinfektan, sudah dicek terlebih dahulu, sudah ganti baju, jadi sudah semuanya. Kami menggunakan APD, mengikuti prosedur.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved