Virus Corona
Di Tengah Pandemi Corona, PSI Kritik Pemprov DKI Bayar Commitment Fee Formula E Rp 200 M
Menyikapi hal tersebut, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta menilai Pemprov tidak memiliki keberpihakan terhadap penderitaan rakyat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta mendapatkan informasi dari laman dashboard-bpkd.jakarta.go.id bahwa Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta telah membayar commitment fee Formula E tahun 2021 sebesar Rp 200 miliar dari total tagihan Rp 396 miliar.
Menyikapi hal tersebut, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta menilai Pemprov tidak memiliki keberpihakan terhadap penderitaan rakyat.
“Balapan tahun 2020 ini saja belum jelas apakah akan dilaksanakan, kok malah sudah bayar commitment fee untuk balapan tahun depan 2021. Zaman susah begini rakyat butuh sembako, bukan balapan mobil,” kata Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Wakil Ketua Komisi E dari Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Apalagi, Anggara menjelaskan, dampak negatif covid-19 terhadap keuangan daerah saat ini tidak main-main.
Baca: Ketua DPRD DKI Minta Anies Pakai Anggaran Formula E Tangani Pandemi Virus Corona
Penutupan berbagai kegiatan ekonomi dalam rangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan realisasi pendapatan daerah dalam APBD tahun 2020 akan defisit sekitar Rp 40 triliun.
“Yang saya heran, di tengah ancaman defisit anggaran, bisa-bisanya Pemprov malah memprioritaskan bayar commitment fee. Padahal, dengan harga sembako Rp 149.500 per paket, duit commitment fee Rp 200 miliar itu bisa dipakai beli tambahan sembako untuk 1,3 juta keluarga,” ujar Anggara.
Anggara mempertanyakan sikap Pemprov DKI Jakarta yang lebih mengistimewakan pembayaran ke Formula E Operations Limited (FEO) selaku pemilik lisensi ajang balap Formula E, ketimbang memenuhi komitmen bantuan sosial (bansos) kepada warga Jakarta.
“Saya menilai komitmen Pemprov DKI terhadap bansos tidak sekuat komitmennya terhadap balap Formula E. Ini terlihat dari nilai bansos yang terus turun. Awalnya, Pak Gubernur berjanji tiap keluarga miskin akan dapat Rp 1 juta per bulan. Tidak berapa lama, angkanya turun jadi Rp 600 ribu per bulan. Belakangan, realisasinya cuma Rp 299 ribu per bulan. Saya ingatkan, Pemprov DKI bekerja untuk warga Jakarta, bukan ke panitia balapan mobil,” ucap Anggara.
Anggara menduga nilai bansos yang terus berkurang ini disebabkan oleh realisasi pendapatan daerah yang jauh dari target.
Sejauh ini, realisasinya baru Rp 11,8 triliun atau sekitar 14,4 persen dari target.
“Saat anggaran pemerintah terbatas, seharusnya uang yang sedikit itu dipakai untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Jangan sampai untuk balapan mobil uangnya ada, tapi giliran bansos uang tidak ada. Saya dapat laporan sampai sekarang masih ada ratusan ribu warga Jakarta tidak dapat bansos,” tutur Anggara.
Anggara memperkirakan pihak Pemprov DKI nanti akan membela diri dengan menyebut bahwa skema pembayaran sudah diatur di dalam kontrak, oleh karena itu harus dipenuhi.
“Kontrak itu bukan kitab suci. Kontrak bisa diubah dan dibicarakan ulang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apalagi saat ini statusnya bencana nasional pandemi covid-19. Pemprov DKI punya alasan kuat untuk negosiasi kontrak Formula E," katanya.
Bahkan, menurut dia, seharusnya Pemprov membatalkan kontrak dan meminta kembali commitment fee tersebut dikembalikan.
"Di masa sulit seperti ini rakyat tidak butuh tontonan balapan mobil,” tutup Anggara.
Formula E Ditunda
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Anies Baswedan resmi memutuskan menunda ajang balap mobil Formula E yang sejatinya akan digelar pada 6 Juni 2020 mendatang.
Hal ini ia lakukan karena menempatkan kesehatan dan keselamatan warga Jakarta sebagai prioritas utama.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/3/2020).
"Kita menempatkan kesehatan dan keselamatan sebagai prioritas utama, maka kita memutuskan untuk menunda pelaksanan Formula E di bulan Juni," ungkap Anies.
Langkah penundaan diambil setelah Pemprov DKI memantau perkembangan situasi infeksi virus corona (COVID-19) di seluruh dunia, termasuk Jakarta.
Baca: Formula E Resmi Ditunda Akibat Virus Corona
Keputusan ini pun telah disetujui oleh Formula E Operations (FEO) selaku pemegang lisensi balap mobil kelas wahid itu.
Adapun setelah diputuskan untuk ditunda, batas penangguhan gelaran Formula E akan dibahas pada tahap selanjutnya.
"Pihak Formula E dan FEO menyetujui sehingga hari ini kami di Jakarta dan mereka di Eropa, akan bersama mengumumkan bahwa Formula E di Jakarta di bulan Juni tidak dilaksanakan," tegas Anies.
"Waktu pelaksanana akan dibahan kemudian. Tetapi di bulan Juni sudah ditetapkan itu tdk dilaksanakan," ujarnya.
Anies mengatakan, keselamatan warga adalah prioritas dan tak bisa dikorbankan hanya karena pencapaian keuntungan di sektor perekonomian.
"Kita tidak ingin mengorbankan keselamatan warga demi pencapaian perekonomian," pungkas Anies.