Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Dampak Virus Corona, Bawang Bombay di Pasar Kebayoran Lama Langka dan Harganya Meroket

Keberadaan bawang bombay di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengalami kelangkaan dalam dua pekan terakhir ini

Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Lendy Ramadhan
Pak Min sedang menjajakan barang dagangannya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2020). 

Laporan wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Keberadaan bawang bombay di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengalami kelangkaan dalam dua pekan terakhir ini.

Pak Min pedagang sembako di Pasar Kebayoran Lama mengatakan selain langka, harga bawang bombay pun meroket.

Baca: Positif Virus Corona, Tom Hanks & Istri Alami Gejala-gejala Ini, Kedinginan, Flu Hingga Pegal-pegal

Pedagang yang sudah berjualan selama 20 tahun di Pasar Kebayoran Lama tersebut menyebut, dua minggu sebelumnya, bawang bombay dijual Rp 50 ribu perkilo.

Kini harga bawang bombay mencapai Rp130 ribu.

"Bawang bombay langka, terus harganya mahal (Rp)130 (ribu) perkilogram pas virus corona ada," kata Pak Min saat berbincang dengan Tribunnews.com, Kamis (12/3/2020).

Baca: 2 Pasien Corona yang Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso Alami Gangguan Kecemasan

Pak Min pun membandingkan dengan harga bawang putih kecil yang sempat naik saat isu virus corona muncul.

"Bawang putin KT (kecil) ini sekarang Rp 50 ribu perkilogram, tapi sempat naik waktu corona itu Rp 60 ribu. Stok normal kalau bawang putih KT," ujar Pak Min.

Harga bawang merah pun naik Rp 5.000 dari Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu.

Sebagaimana diketahui, setelah pemerintah mengumumkan penularan pertama virus corona pada 2 Maret 2020 lalu, sempat terjadi gejolak ekonomi.

Adanya aksi borong sembako membuat harga komoditas pangan mengalami kenaikan.

Respons Wamendag

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan saat ini stok bawang bombay cukup tersedia jelang ramadan.

"Kalau yang tadi dibilang (terkait) bawang bombay, pasokan stok cukup, apalagi menjelang hari raya lebaran," ujar Jerry, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2020) sore.

Baca: Paul Munster Sebut Duel Bhayangkara FC kontra Persija Jakarta Bak Derby Manchester, Ini Alasannya

Baca: Heran Lihat Teddy Sewa 10 Pengacara untuk Urus Warisan Lina, Sule : Mungkin Dia Mengamankan Diri

Menurutnya, ini hanya masalah situasional dan tidak termasuk kelangkaan pasokan.

Kementerian Perdagangan pun saat ini kemungkinan akan melakukan impor terkait produk pangan satu ini.

"Saya pikir nggak ada masalah. Ya saya pikir ini situasional, mungkin memang stoknya sedang dalam proses diadakan, mungkin melalui impor ya. Saya pikir hanya masalah waktu saja," jelas Jerry.

Jerry kemudian menanggapi bijak anggapan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Reslani yang menyebut bahwa kenaikan harga sejumlah pangan termasuk bawang bombay dipicu kurangnya koordinasi antara kementerian terkait.

Kementerian yang terkait dengan sektor ini meliputi Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian.

"Saya pikir nggak (begitu), bagus tuh koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Pertanian dan lain-lain, terjalin dengan baik selama ini," kata Jerry.

Sebelumnya, Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani menilai kenaikan harga sejumlah bahan pangan dipicu kurangnya koordinasi antar berbagai kementerian terkait.

Kurangnya koordinasi ini akhirnya berdampak pada terganggunya birokrasi administrasi surat izin impor.

"Koordinasi untuk administrasi antar kementerian, birokrasi ini berhubungan dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Tiga ini saja diperbaiki, soalnya kalau di salah satu agak lambat, pasti eksekusinya akan lambat juga," kata Rosan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved