Siswi SMP Bunuh Bocah
Curahan Hati Ibu Bocah yang Dibunuh Siswi SMP: Tahun Ini Mau Masuk Sekolah Bareng Adiknya Pelaku
Bocah berinisial APA (6) yang menjadi korban pembunuhan remaja berinisial NF (15), akan masuk Taman Kanak-kanak (TK) 2020 ini.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
"Anak itu diangkat dan dimasukan ke dalam bak, baru ditenggelamkan," jelasnya.
Baca: Meski Cerdas, Anak ABG yang Bunuh Bocah 5 Tahun Rupanya Sering Siksa Binatang: Tusuk Katak Hidup
Baca: Kasus Remaja Bunuh Bocah, Politisi PKB Minta KPI Evaluasi Film Horor dan Kekerasan di Televisi
Setelah itu, korban diikat dan dimasukan ke dalam lemari.
"Setelah (korban) lemas, baru dibawa naik ke atas, didudukan."
"Karena (korban) mengeluarkan darah, lalu disumpal pakai tisu dan diikat."
"Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore, akhirnya disimpan di dalam lemari," ungkap Heru.
Pelaku yang duduk di bangku SMP itu lalu menyerahkan diri keesokan harinya saat hendak berangkat sekolah.
Setelah berganti pakaian, NF menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.
Menurut Heru, pelaku sengaja membawa pakaian ganti untuk menuju kantor polisi.

KPAI Minta Orangtua Awasi Anak
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati meminta adanya peran dari orangtua, agar selalu memantau kegiatan dari anaknya di rumah maupun kehidupan sosialnya.
Orangtua juga harus mendampingi anaknya menonton televisi termasuk film saat berada di rumah.
Mengingat, pelaku yang berinisial NF membunuh APA, karena mempunyai kegemaran menonton film horor termasuk Chucky, dan terinspirasi untuk melakukan pembunuhan.
"Orangtua harus tahu pergerakan anak, dengan siapa dia bergaul."
"Dia sudah makan, belajar, tidur di rumah, tapi dalam ranah sosial? Jangan-jangan kita tidak tahu apa-apa," kata Ai, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Baca: Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun karena Terinspirasi Film Horor, Ini Penjelasan KPAI dan Psikolog
Baca: KPAI: Perilaku Delinkuensi Remaja Pembunuh Bocah 6 Tahun Bisa Berasal dari Keluarga Tak Utuh
Ia menyebut, anak yang masuk pada usia remaja, cenderung untuk terdorong melakukan hal-hal baru yang belum diketahui sebelumnya.
Anak-anak sering menirukan apa yang dilihatnya, termasuk adegan dalam film yang ditonton.
"Anak-anak yang awalnya tidak penasaran jadi penasaran, yang awalnya tidak mau melakukan jadi melakukan, oleh sebab itu peran orangtua itu sangat urgent (penting)," jelas Ai.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)