Gedung Ambruk di Jakarta
Material Gedung yang Roboh Berjatuhan saat Hujan, Warga Sekitar Mengungsi, Ini Temuan Puslabfor
Puluhan warga yang berada di belakang dan samping gedung roboh di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, harus mengungsi sementara dari tempat tinggalnya.
TRIBUNNEWS.COM - Robohnya bangunan empat lantai di kawasan Slipi, Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020) berdampak pada warga sekitar.
Dikabarkan puluhan warga yang berada di belakang dan samping gedung roboh tersebut harus mengungsi sementara dari tempat tinggalnya.
Warga tersebut ialah warga yang berada di Jalan Tali RT 006 dan RT 004 RW 009 Kelurahan Kota Bambu Selatan.
Warga khawatir sisa bangunan yang belum diratakan seluruhnya akan menimpa tempat tinggal mereka.
Reruntuhan gedung yang roboh tersebut pun terlihat berceceran di beberapa rumah warga yang terletak berdekatan dengan gedung.

Diketahui, hingga Selasa (7/1/2020) jalan Tali masih ditutup dengan garis polisi.
"Dari kemarin sudah ngungsi karena kita takut nanti ada roboh lagi," ucap Suratman, warga RT 004 RW 009 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Selasa (7/1/2020) dilansir TribunJakarta.com.
Suratman kembali sementara ke rumah untuk mengambil barang yang diperlukan.
Suratman mengaku takut tinggal di rumahnya sebab gedung tersebut belum sepenuhnya diratakan.
"Tapi sekarang lagi ambilin barang-barang yang diperluin karena kita masih takut soalnya belum semuanya diratakan," kata Suratman.
Bahkan hinggal pukul 14.00 WIB, semakin banyak warga yang mengungsi.
Sebab saat diguyur hujan, sisa bangunan sempat kembali runtuh dan mengagetkan warga.
Baca Juga: Video Rekaman CCTV Detik-detik Ambruknya Gedung 4 Lantai di Slipi Jakarta, Lalu Lintas Sedang Ramai
Para warga langsung pada berlarian dari tempat tinggalnya lantaran bunyi material yang jatuh cukup kencang.
Sementara itu warga yang tinggal di jarak sekira 50 meter dari gedung pun ikut was-was dan mengungsi.
Mereka memindahkan sepeda motor dan barang-barangnya ke rumah kerabat atau tetangganya yang lokasinya cukup jauh dari gedung ambruk.
"Mundur-mundur agak jauhan lagi, warga mending ngungsi aja, soalnya masih rawan ini lagi hujan," imbau Lurah Kota Bambu Selatan, Muhadi.
Sementara itu, Ketua RT 006 RW 009, Hermansyah menyebut lebih dari 50 warganya yang harus mengungsi lantaran tempat tinggalnya berdekatan dengan gedung ambruk.
Selain rumah, ada pula kafe, indekos hingga kantor yang terdampak dari gedung ambruk.
"Kami meminta agar proses evakuasi ini sampai tuntas jangan cuma setengah-setenngah karena ini menyangkut keselamatan warga jangan sampai nunggu roboh lagi, intinya kami mau diratakan secepatnya," kata Hermansyah.
Temuan Puslabfor
Sementara itu diungkapkan penyebab robohnya bangunan tersebut diduga kuat karena pelapukan bangunan.
Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya menyebut proses korosi atau pelapukan bangunan akibat perkaratan besi rangka.

Pelapukan tersebut diungkapkan Ulung sudah berlangsung lama.
"Sudah cukup lama karena lihat dari bentuk korosinya sampai separuh baja itu sudah kemakan," kata Ulung kepada wartawan di lokasi gedung ambruk, Selasa (7/1/2020) dilansir Tribun Jakarta.
Ulung memperkirakan pelapukan sudah berlangsung lebih dari tiha tahun.
"Bisa di atas tiga tahun," ucapnya.
Saking lamanya pelapukan tersebut, Ulung menyebut besi rangka pada bangunan yang kini digunakan minimarket itu sudah mengalami deformasi atau berubah bentuk.
"Ada dari kita menemukan di sambungan daripada besi bajanya itu telah alami korosi yang hampir separuhnya. Itu mengakibatkan deformasi karena beban yang besar dia deformasi melengkung sehingga dalam keadaan tidak kuat, maksimum dia runtuh di sebelah ujung," paparnya.
Curah hujan yang tinggi menurut Ulung semakin membuat bangunan lapuk dan tak kuat menampung beban.
"Ditambah dengan curah hujan, yang mungkin air itu akan (karena) strukturnya tidak baik dalam hal airnya sehingga ada air yang terjebak. Itu menambah beban dari struktur," jelasnya.
Detik-detik Roboh

Sementara itu media sosial diramaikan dengan beredarnya video CCTV yang merekam detik-detik robohnya bangunan tersebut.
Bangunan empat lantai tersebut roboh pada Senin (6/1/2020) sekira pukul 09.20 WIB.
Pihak berwenang sebelumnya telah mengungkapkan sebanyak 11 orang mengalami luka-luka.
Delapan orang di dalam gedung, tiga orang di luar.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa robohnya gedung ini.
Video rekaman CCTV ramai di media sosial Instagram dan Twitter.
Dari video tersebut nampak gedung roboh hanya dalam waktu kurang dari 10 detik.
Sementara itu situasi lalu lintas di depan gedung tersebut terlihat cukup ramai.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Tribunjakarta.com/Elga Hikari Putra)