Abah Gerandong Menyerahkan Diri di Polres Jakarta Pusat, Pihak Keluarga Minta Maaf
Polres Metro Jakarta Pusat sendiri menetapkan Sanca alias Abah Grandong (69) sebagai tersangka setelah melakukan aksi makan kucing hidup
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku pemakan kucing hidup-hidup, Abah Grandong, menyerahkan dirinya di Polres Jakarta Pusat, pada sekira pukul 16.00 WIB, Kamis (1/8/2019).
Memakai peci biru, baju koko cokelat, dan celana panjang hitam, Abah Gerandong keluar dari mobil Avanza Putih bersama dua orang.
"Jadi saya mewakili dari keluarga Abah, saya akan menyerahkan pelaku ke Polres Jakarta Pusat," kata Deden selaku keluarganya, di Polres Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Hingga berita ini diturunkan, Abah Gerandong, Deden dan satu orangnya lagi sedang ke ruang pemeriksaan Polres Jakarta Pusat.
Polres Metro Jakarta Pusat sendiri menetapkan Sanca alias Abah Grandong (69) sebagai tersangka setelah melakukan aksi makan kucing hidup.
Minta maaf
Deden pun meminta maaf kepada masyarakat atas aksi yang dilakukan Abah Grandong.
"Saya dari keluarga Abah memohon maaf kepada masyarakat Indonesia yang telah viral video tersebut," ujar Deden di Polres Metro Jakarta Pusat, Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Deden mengatakan keluarga telah menyerahkan seluruh proses hukum Abah Grandong kepada pihak kepolisian.
"Nanti dari pihak kepolisian yang akan menyampaikan," tutur Deden.
Baca: Fakta Baru Pria Pemakan Kucing Hidup: Abah Grandong jadi Tersangka hingga Sedang Belajar Ilmu Hitam
Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Arie Ardian, mengatakan penetapan status tersebut dilakukan setelah pihak kepolisian melakukan gelar perkara.
"Sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Tadi begitu selesai diperiksa langsung kita sedang gelar perkara, yang bersangkutan layak dinaikkan statusnya sebagai tersangka," ujar Arie saat dikonfirmasi, Kamis (1/8/2019).
Pria asal Rangkasbitung, Banten itu akan diperiksa kejiwaannya esok hari di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Setelah kita lakukan penangkapan, satu kali dua puluh empat jam, mungkin besok kita pulangkan. Langsung kita lakukan pemeriksaan kejiwaan besok," ungkap Arie.