Selasa, 7 Oktober 2025

Cerita Perjuangan Pengungsi Somalia Lari ke Indonesia, Naik Pesawat Hingga Susuri Laut

"Keluarga saya sudah pada meninggal terkena bom di Somalia, saya hanya sendiri saja," kata Mahmud saat berbincang dengan TribunJakarta.com

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Mahmud dan beberapa pengungsi asal Somalia di gedung pengungsian Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat 

Dua Pengungsi Asing Dibawa ke Rumah Sakit

Spanduk penolakan keberadaan imigran terpasang di sekitar gedung penampungan di Kalideres, Jakarta Barat.
Spanduk penolakan keberadaan imigran terpasang di sekitar gedung penampungan di Kalideres, Jakarta Barat. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Hari kelima berada di pengungsian, masih banyak pengungsi yang mengalami kendala terkait kondisi kesehatannya.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, para pengungsi mengantre di pelayanan kesehatan yang dibuka di dalam gedung Eks Kodim Jakarta Barat di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat.

"Sejak dibuka Pukul 09.00 WIB hingga saat ini sudah ada 190 pasien yang datang," kata dokter dari Puskesmas Kalideres, Cindy Sanders yang memeriksa kondisi pengungsi, Senin (15/7/2019).

Kendati angka tersebut menurun dibanding hari pertama dibukanya layanan ini yang mencapai 1000-an pengungsi yang mengeluhkan kondisi kesehatannya, Cindy menyebut mayoritas keluhan mereka masih sama.

"Keluhannya seperti diare, mual, muntah, demam, infeksi saluran pencernaan hingga batuk pilek dan sakit perut," ujarnya.

Bahkan, untuk hari ini ada dua pengungsi yang harus dilarikan ke RSUD Cengkareng untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

"Karena dehidrasi, diare dan muntah. Satunya pasiennya itu anak-anak," kata Cindy.

Pemkot Jakarta Barat Bakal Copot Spanduk Penolakan Terhadap Pengungsi di Kalideres

Spanduk penolakan warga yang terpasang di komplek sekitar gedung pengungsian di Kalideres, Jakarta Barat.
Spanduk penolakan warga yang terpasang di komplek sekitar gedung pengungsian di Kalideres, Jakarta Barat. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Muhammad Zen meminta jajarannnya untuk mencopot spanduk penolakan warga terhadap para pengungsi.

"Saya akan instruksikan kepada lurah agar nanti spanduk penolakan dicopot," ujar Zen saat meninjau pengungsi di Gedung eks Kodim Jakarta Barat di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (15/7/2019).

Zen mengatakan, pihaknya juga akan memberikan pemahaman kepada warga yang menolak keberadaan pengungsi di tempat ini.

"Sementara kalau ada penolakan, itu tugas kami, walikota, camat, lurah, RT/RW, untuk bisa mengajak warga sekitar untuk peduli ya," kata Zen.

"Mereka juga kan nggak mau kayak gini, nasibnya seperti ini. Ini tugas kita, sama sama manusia, kita bantu. Prinsip kita, mereka akan kita bantu. Sampai kapannya, itu kebijakan pimpinan yang di atas," lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah spanduk penolakan terhadap keberadaan pengungsi semakin banyak dipasang di sekitar Gedung Eks Kodim Jakarta Barat di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, spanduk penolakan itu kini tak hanya terpasang di depan kantor pengungsian saja.

Namun di seluruh akses Komplek Daan Mogot Baru juga terpasang spanduk penolakan tersebut.

Spanduk tersebut diantaranya bertuliskan "Kami warga Komplek Daan Mogot Baru menolak tempat penampungan imigran di komplek kami".

Selain itu, ada juga spanduk penolakan yang tulisannya cukup keras menyebut bahwa urusan imigran bukan urusan warga perumahan tersebut.

"Boss, pengungsi imigran urusan pemerintah-UNHCR, bukan urusan komplek perumahan. #Tolakpengungsidiperumahan", tertulis salah satu spanduk yang terpasang di depan gedung pengungsian.

Spanduk Penolakan Imigran Makin Banyak Terpasang di Sekitar Gedung Pengungsian

Abdul Wahab dan keluarganya yang berada di pengungsian imigran di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (12/7/2019).
Abdul Wahab dan keluarganya yang berada di pengungsian imigran di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (12/7/2019). (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Spanduk penolakan terhadap keberadaan pengungsi asing semakin banyak dipasang di sekitar Gedung Eks Kodim Jakarta Barat di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, spanduk penolakan itu kini tak hanya terpasang di depan kantor pengungsian saja.

Namun di seluruh akses Komplek Daan Mogot Baru juga terpasang spanduk penolakan tersebut.

Spanduk tersebut diantaranya bertuliskan "Kami warga Komplek Daan Mogot Baru menolak tempat penampungan imigran di komplek kami".

Selain itu, ada juga spanduk penolakan yang tulisannya cukup keras menyebut bahwa urusan imigran bukan urusan warga perumahan tersebut.

"Boss, pengungsi imigran urusan pemerintah-UNHCR, bukan urusan komplek perumahan. #Tolakpengungsidiperumahan", tertulis salah satu spanduk yang terpasang di depan gedung pengungsian.

Ada pula spanduk penolakan yang meminta kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bahwa komplek perumahan bukanlah tempat bagi menampung para pengungsi.

"YTH. Bapak Gubernur, ini komplek perumahan bukan tempat penampungan. Banyak tempat lain yang lebih layak," ujar spanduk yang tertulis dari warga DKI yang menolak pengungsi.

Terlebih, keberadaan pengungsi di wilayah Kalideres memang bukan hal baru.

Sejak setahun silam, banyak pengungsi asal timur tengah maupun Afrika yang hidup mengemper di sekitar kantor Rudenim Jakarta yang lokasinya hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari gedung pengungsian ini.

"Ini sudah dari hari Sabtu banyak dipasang spanduk penolakan. Kemarin juga sempat ada warga yang protes karena keberatan dengan adanya pengungsi," kata Saifudin, pedagang yang berjualan di sekitar gedung pengungsian, Senin (15/7/2019).

Penulis: Elga Hikari Putra

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Cerita Pengungsi Asal Somalia Hingga Bisa Berada di Indonesia

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved