Jumat, 3 Oktober 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Cerita Anggota Densus 88 Pura-pura Mancing Lele Saat Intai Terduga Teroris di Bekasi

Itu orang sering patungan sama saya minta ikut," ujar Rojiun Ketua RT 001 RW 007 Kelurahan Kebalen.

Editor: Hasanudin Aco
PERSDA NETWORK/BINA HARNANSA
Ilustrasi densus 88. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Abdurrahman (23), terduga teroris yang diringkus Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Minggu (30/6/2019) rupanya sudah dibuntuti sejak beberapa hari lalu.

Lokasi penggerebekan yang terjadi di perumahan Griya Syariah, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi juga sudah diamati sejak beberapa hari belakangan.

"Sudah dipantau jelas dari jauh-jauh hari. Kan di sana ada empang, kita suka beli lele. Iseng-iseng saja kita beli lele, kita ceburin, kita pancing.

Situasi rumah di Griya Syariah, Babelan, Kabupaten Bekasi yang jadi lokasi penggerebekan satu terduga teroris, Minggu (30/6/2019).(Vitorio Mantalean)
Situasi rumah di Griya Syariah, Babelan, Kabupaten Bekasi yang jadi lokasi penggerebekan satu terduga teroris, Minggu (30/6/2019).(Vitorio Mantalean) ()

Itu orang sering patungan sama saya minta ikut," ujar Rojiun Ketua RT 001 RW 007 Kelurahan Kebalen.

"Kayak dia bilang, 'Patungan yuk, Bang kita beli lele'. Patungan dia kasih duit Rp 30.000," imbuhnya. Saat itu, Rojiun tak pernah menanyakan asal orang tersebut.

"Warga saja kita ngiranya pakai celana buntung," imbuh dia

Orang tersebut kemudian jarang ikut memancing ikan lele yang mereka beli bersama Rojiun di empang.

"Saya suruh, 'Bang sini saja ngelepasin ikannya kan di sini'.

Baca: 5 Terduga Teroris Kelompok Jamaah Islamiyah Diringkus Densus 88, Berikut Peran dan Seluk Beluknya

Dia jawab, 'Enggak apa-apa saya hiburan saja' sambil menghadap ke rumah Pak Rusdan.

Dia selalu menghadap ke situ," ungkap Rojiun.

Rusdan diketahui merupakan kakak ipar Abdurrahman yang rumahnya jadi lokasi penggerebekan pada Minggu siang.

Rojiun baru menyadari bahwa orang tersebut merupakan anggota polisi yang menguntit Abdurrahman ketika penggerebekan dilakukan.

"Pas penangkapan lihat, eh ternyata saya kenalin, dia ngikut (penangkapan). Dia masuk ke dalam (rumah atau tidak) saya enggak tahu deh, pokoknya dia di luar nungguin mobil," jelas Rojiun.

"Wah ini yang patungan lele nih. Berarti dia diintai sudah lama. Sudah di empang sudah tiga hari," imbuhnya.

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Jemaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi kepada kelompok teroris global, Al Qaeda.

Tersangka pertama adalah PW alias Abang, yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut.

PW ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (29/6/2019).

Abdurrahman diketahui menjadi salah satu dari lima terduga teroris yang dicokok polisi selama akhir pekan kemarin.

Dia merupakan salah satu orang kepercayaan PW yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sambil Pancing Lele, Intel Polisi Awasi Aktivitas Terduga Teroris di Bekasi "

Penjelasan Polri

Pasukan Densus 88 Antiteror membekuk amir atau pemimpin Jamaah Islamiah (JI) yakni Para Wijayanto (PW) alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif, yang buron sejak 2003 lalu.

PW dibekuk di Hotel Adaya di Jalan Raya Kranggan, Jatisampurna, Bekasi, Sabtu (29/6/2019) lalu.

Bersama PW turut ditangkap pula MY, yang merupakan istri PW serta BS yang juga merangkap sebagai driver mereka.

Dari penangkapan tiga orang itu, Densus 88 melakukan pengembangan dan membekuk dua orang lainnya, Minggu (30/6/2019).

Yakni A yang ditangkap di perumahan Griya Syariah, Medan Satria, Kebalen, Bekasi, dan BC alias Khaidar alias Deni alias Gani yang ditangkap di Ponorogo, Jawa Timur.

A dan BC adalah orang kepercayaan PW.

Karo Penmas Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan PW telah dicari sejak 2003 lalu, karena terlibat dalam banyak kasus teror di masa lalu.

Ia juga diketahui berinteraksi dengan para pelaku Bom Bali 2002, mulai dari Umar Patek hingga Noordin M Top.

PW dan jaringan JI nya kata Dedi saat ini tengah dalam persiapan untuk mewujudkan cita-cita mereka mendirikan negara khilafah di Indonesia dengan cara teror.

“Selain PW kita amankan MY istri PW. Peran MY aktif dalam organisasi JI yang dipimpin PW. Sementara BS yang merangkap driver mereka, berperan sebagai penghubung antara amir dengan orang yang berhasil direkrut," kata Dedi, Senin (1/7/2019).

Sementara tersangka berikutnya atas nama A yang ditangkap Minggu (30/6/2019) kata Dedi merupakan anggota dan orang kepercayaan PW yang membantu pelaksanaan tugas dan menggerakan organisasi JI yang ada di Indonesia.

Sedangkan tersangka BC alias Khaidar alias Deni yang ditangkap di Ponorogo, Minggu tambah Dedi, merupakan penasehat dan asisten PW.

"BC ini juga adalah orang kepercayaan PW untuk mengendalikan jaringan JI di Jawa Timur” kata Dedi.

Ia mengatakan PW memiliki kompetensi dalam merakit bom, paramiliter, rekrutmen dan intelijen.

Meski belum menunjukan aktivitas rencana teror, kata Dedi, polisi tak mau kecolongan dengan kelompok ini.

Apalagi pada masa lalu, kelompok ini memiliki dua bomber berbahaya yakni Noordin M Top dan Dr Azhari.

 "Jadi kalau organisasi ini dibiarkan tumbuh besar dan memiliki kekuatan massa dan ekonomi yang makin memadai bisa dibayangkan aksi mereka. Sebab akan tinggal menunggu waktu saja untuk aksi teror mereka dalam mewujudkan cita-cita menjadikan Indonesia Khilafah. Karenanya Densus 88 melakukan preventif strike dengan mengamankan mereka," papar Dedi.

Ia menjelaskan PW memimpin JI sejak 2007 sampai saat ini. PW memimpin JI setelah amir lama JI, yakni Zarkasih alias Mbah tertangkap.

Untuk sayap militernya kata Dedi dipercayakan ke Abu Dujana.

"PW ini dulunya tahun 2000 an di JI berada dalam struktur organisasi di bidang intelijen," kata Dedi.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved