Sabtu, 4 Oktober 2025

Suhardi Alius Luncurkan Buku “Memimpin Dengan Hati”

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, meluncurkan sebuah buku berjudul “'Catatan Suhardi Alius

Editor: Toni Bramantoro
ist
Suhardi Alius (kiri) dan Buya Syafii Maarif (kanan) saat peluncurkan Buku “Memimpin Dengan Hati” 

Dia mengatakan, apa yang dilakukan selama ini yang dilakukan di BNPT, hanya demi keluar dari zona nyaman dan melakukan hal yang baru.

"Ini keluar zona zaman. Pemikiran harus out the box. Salah satunya saya buktikan saya datang ke Desa Tenggulun. Itu hal yang baru," tutur Suhardi disaksikan keluarga tercinta yaitu istri, ibunda, putra dan putri.

Peluncuran empat serangkai buku karya Suhardi Alius dihadiri narasumber yang juga tokoh-tokoh yang mengenal cukup dekat dengan Suhardi Alius antara lain guru bangsa Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, imam besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, Menristek Dikti Prof. M Nasir, mantan Mentamben yang juga guru besar ITB Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto, Dr. Zainal Arifin Mochtar (Ketua Pusat Kajian Antikorupsi Pukat), Suryopratomo (Ketua Dewan Penasehat Forum Pimred), dan Ali Imron (pelaku bom Bali). Presenter Prita Laura tampil menjadi moderator.

Tampil sebagai keynote speaker Ketua BPK Prof. Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, CA., CPA. Dari bangku undangan hadir Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, beberapa mantan Kapolri seperti Jenderal Pol (purn) Dai Bachtiar dan Jenderal Pol (purn) Timur Pradopo, Wakapolri Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto. Juga hadir Gubernur Lemhanas Letjen TNI (purn) Agus Wijoyo, mantan Deputi 1 BNPT Letjen TNI Agus Surya Bakti, Mayjen (purn) Abdul Rahman Kadir, mantan Deputi 2 Irjen (purn) Arief Dharmawan, serta jajaran pejabat eselon 1 dan 2 BNPT.

"Tidak banyak orang seperti ini. Butuh kesabaran tingkat tinggi melakukan hal seperti itu," kata Buya Syafii Maarif menanggapi buku “Memimpin Dengan Hati”

Buya menambahkan, tak banyak pula orang seperti Suhardi yang bisa menekan radikalisme di Indonesia dengan kekuatan hati.

"Orang ini berbeda dengan yang lain. Kalau orang seperti ini diperbanyak, radikalisme bisa berkurang," tutur Syafi'i.

Selain itu, di tempat yang sama, terpidana kasus Bom Bali, Ali Imron, juga membeberkan gebrakan yang dilakukan oleh Suhardi. Salah satunya, berani mendatangi kampung halamannya, di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan.

"Baru kali ini ada pejabat mau datang ke Desa Tenggulun. Ini mau datang ke sarang teroris. Ini berani dan hebat," jelas Ali.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved