Selasa, 30 September 2025

Sosok Diperum Nainggolan dan Istrinya di Mata Istri Ketua RT: Keras dan Galak

Tetangga Diperum Nainggolan, mengenal Diperum dan istrinya, Maya Boru Ambarita sebagai sosok yang keras, dan galak.

Warta Kota/Hamdi Putra
Rumah keluarga Diperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka 2 RT 02/07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat. Keluarga Diperum Nainggolan menjadi korban pembunuhan dan perampokan pada Selasa (13/11/2018) sekitar pukul 03.30 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Anggota keluarga Diperum Nainggolan, ditemukan tewas di kediaman mereka, di Jalan Bojong Nangka 2 RT 02 RW 07, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018).

Tetangga Diperum Nainggolan, mengenal Diperum dan istrinya, Maya Boru Ambarita sebagai sosok yang keras, dan galak.

Hal itu diungkapkan oleh Ukar Sukarsih yang merupakan istri dari Ketua RT, Agus Sanih.

Menurutnya, keluarga Diperum Nainggolan sudah tinggal di wilayah tersebut sejak dua sampai tiga tahun yang lalu.

Mereka dipercaya oleh saudaranya untuk menjaga rumah kos yang berada persis di belakang rumah para korban.

"Jadi mereka itu cuma jagain kos-kosan doang, naikin uang kos dan sebagainya gitu. Kalau yang punya mah kakaknya. Sebenarnya rumah kos itu dibeli kakaknya dari warga sini, beli jadi. Jadi bukan mereka yang bangun," ujar Ujar Sukarsih.

Meskipun sudah tinggal cukup lama di wilayah tersebut, keluarga Diperum Nainggolan tidak pernah menyerahkan fotokopi KTP maupun KK kepada Ketua RT Agus Sanih.

Sudah berkali-kali suami Ukar Sukarsih itu menagih kepada yang bersangkutan. Akan tetapi setiap kali ditagih, korban selalu berkilah dan menjanjikannya.

"Kalau dimintain fotokopi KTP dan KK, orangnya nggak mau, bilang nanti-nanti melulu. Gitu juga kalau ditagih uang iuran rutin, nggak mau bayar. Bahkan lebih galakan dia daripada kita," tutur Ukar Sukarsih.

Lantaran wataknya yang demikian, keduanya pernah terlibat keributan dengan Agus Sanih sebagai Ketua RT.

"Galaknya minta ampun. Suami saya pernah selek (ribut) sama dia gara-gara KTP, KK dan uang iuran," ucap Ujar Sukarsih.

Wanita tersebut menyesalkan sikap warganya, terutama para pendatang yang tidak mau menyerahkan fotokopi KTP kepada Ketua RT masing-masing.

"Nggak cuma mereka aja, yang lain juga banyak. Giliran udah kayak gini ada kejadian kan ribet jadinya," kata Ukar Sukarsih.

Sebelumnya, satu keluarga ditemukan tewas pada Selasa (13/11/2018) sekitar pukul 03.30 WIB, di rumahnya yang beralamat di Jalan Bojong Nangka 2 RT 02/07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Korban tewas bernama Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37) selaku istri, Sarah Boru Nainggolan (9) yang merupakan anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan