Rabu, 1 Oktober 2025

Asian Games 2018

Soal Honor Penari pada Pembukaan Asian Games, Ini Versi Inasgoc dan Pihak Sekolah

Biaya operasional dibayarkan melalui transfer bank ke rekening masing-masing sekolah.

Editor: Hasanudin Aco
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Penari saat pentas di pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2018) 

SMA 23 Jakarta men‎jadi sorotan karena diduga tidak membayar uang honor kepada para siswinya yang menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018.

Total ada 83 siswi SMA 23 Jakarta yang menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus 2018 lalu.

Satu di antara siswi ‎SMA 23 Jakarta berinisial S (16) yang menjadi penari Ratoh Jaroe membenarkan dirinya belum menerima uang atas penampilannya di pembukaan Asian Games.

"Iya memang belum nerima uang sama sekali dari pihak sekolah," ujar S saat ditemui di SMA 23 Jakarta, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018).

S mengatakan ia dan 82 rekannya yang menjadi penari Ratoh Jaroe sudah berulang kali meminta ‎kejelasan kepada pihak sekolah terkait honor yang mereka terima.

Mereka para penari ditawarkan untuk jalan-jalan dan membuat jaket sebagai kenang-kenangan.

‎"Ditawarinya itu mau jalan-jalan apa beli jaket. Tapi kami itu mintanya uang tunai aja," kata S yang diamini rekannya yang juga penari Ratoh Jaroe.

Tak ada uang honor

TribunJakarta.com mencoba meminta penjelasan kepada pihak sekolah.

Wakil Kesiswaan SMA 23 Jakarta Edi Susilo membantah pihaknya menahan uang honor kepada para siswa penari Ratoh Jaroe.

‎Dikatakan Edi, pihak sekolah baru menerima transferan termin ketiga untuk pembayaran penari Ratuh Jaroe pada Selasa (18/9/2018) malam.

Dikatakannya, uang itu diterima dari pihak Lima Arus selaku Event Organizer yang menghubungkan antara pihak sekolah dengan INASGOC pada malam kemarin.

"Untuk termin yang terakhir itu kita baru terima semalam, saya belum cek berapa jumlah uangnya karena yang tahu bendahara," kata Edi di SMA 23 Jakarta.

Selain itu, Edi ‎menyebut dalam kesepakatan yang ditandatangani pihak sekolah dengan Lima Arus tidak ada sama sekali tertulis uang honor, tapi uang operasional.

"Yang ada itu hanya uang operasional yang sekolah gunakan untuk membiayai seluruh kegiatan siswi saat latihan. Misalnya untuk uang transpor, uang makan, sewa kendaraan itu semua kita yang bayar pakai uang operasional itu. Jadi enggak ada sama sekali namanya uang honor," jelas Edi.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved