Minggu, 5 Oktober 2025

Saat Nyak Sandang Menunggu Operasi Mata Agar Bisa Kembali Membaca Al-Quran

Ia tampak santai berbaring di ruangan yang nyaman dan sejuk serta dilengkapi dapur untuk pendampingnya.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Nyak Sandang saat ditemui di Paviliun Kartika, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018) siang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nyak Sandang (91) tampak terbaring di ranjang Paviliun Kartika, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018) saat ditemui Tribunnews.com pada siang yang terik.

Sembari mengenakan pakaian batik coklat dan menggunakan selimut putih, Nyak Sandang yang berdomisil di Lamno, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam itu tampak santai menghadapi waktu jelang operasi matanya untuk menyingkirkan penyakit katarak yang dideritanya.

Ia tampak santai berbaring di ruangan yang nyaman dan sejuk serta dilengkapi dapur untuk pendampingnya.

Saat didekati perlahan oleh Tribunnews.com, Nyak Sandang tampak tidak bereaksi walaupun matanya tampak terbuka dan sama sekali tidak menunjukkan raut wajah kelelahan.

“Beliau sudah tidak bisa melihat, pendengarannya juga sudah berkurang jauh,” ujar Maturidi (50), keponakan Nyak Sandang yang mendampingi sejak dari Aceh.

Nyak Sandang merupakan pemilik satu-satunya tanda terima sumbangan rakyat Aceh kepada Pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin Presiden Soekarno untuk membuat pesawat terbang pertama milik Republik Indonesia yang diketahui hingga saat ini.

Dari sumbangan rakyat Aceh itu kemudian berhasil diproduksi dua pesawat yang salah satunya diberi nama Dakota RI-001 Seulawah yang menjadi pesawat tebang pertama yang berhasil dibuat oleh perusahaan penerbangan niaga pertama di tanah air, Indonesia Airways yang menjadi cikal bakal perusahaan Garuda Indonesia.

Maturidi menceritakan bahwa Nyak Sandang sudah berada di RSPAD Gatot Soebroto sejak tanggal 21 Maret 2018 malam sejak bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

“Ya, Presiden Jokowi mewujudkan mimpi Nyak Sandang untuk bisa melihat lagi, supaya bisa membaca Al-Quran lagi. Nyak Sandang mengatakan sendiri hal tersebut kepada Presiden, semua fasilitas rumah sakit dan biaya operasi ditanggung Presiden, bahkan Presiden juga memberikan kami sumbangan uang tunai untuk keperluan sehari-hari di Jakarta,” jelasnya.

Saat itu Nyak Sandang didampingi Maturidi dan Khaidar, putra bungsunya serta organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh datang ke Jakarta untuk melakukan wawancara dengan salah satu televisi swasta Indonesia.

Perusahaan media itu pun juga berusaha mempertemukan Nyak Sandang sebagai salah satu rakyat Aceh yang berjasa kepada negara untuk bertemu dengan Presiden.

Nyak Sandang saat itu juga meminta sendiri kepada Presiden Jokowi agar masyarakat Indonesia tahu sejelas-jelasnya mengenai sejarah penerbangan Indonesia.

“Nyak Sandang mengatakan kepada Presiden agar masyarakat Indonesia jangan sampai melupakan sejarah, termasuk sejarah sumbangan rakyat Aceh untuk perusahaan penerbangan pertama di Indonesia. Karena generasi muda saat ini, bahkan pemuda Aceh sendiri tidak mengetahui sejarah itu,” pungkasnya.

Siang itu, ACT pusat di Jakarta juga memberikan sejumlah bantuan kepada keluarga Nyak Sandang untuk membantu keperluan pribadi Nyak Sandang dan keluarga sebelum serta usai operasi mata.

Nyak Sandang dijadwalkan melakukan operasi mata pada Rabu (28/3/2018) mendatang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved