Banjir di Jakarta
Korban Banjir di Pejaten Timur yang Kini Mengungsi, Sebagian Besar Penyewa Rumah Kontrakan
Banjir setiap tahun pasti melanda kawasan tersebut sehingga pihaknya sudah biasa menyiapkan masjid sebagai lokasi pengungsian.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Masjid Al Makmuriyah, Pejaten Timur, Jakarta Selatan yang dijadikan lokasi pengungsian banjir Sungai Ciliwung mengaku sudah mempersiapkan diri untuk mengurus pengungsi selama beberapa hari.
Hal itu diungkapkan salah satu pengurus yang bernama Muhammad Izi lantaran melihat sebagian besar pengungsi yang hanya berstatus penyewa rumah kontrakan.
“Kemarin ada yang bilang kalau bisa hari ini pada pulang ke rumah. Tapi saya bilang tidak bisa karena ini sebagian besar penyewa rumah kontrakan yang sebagian besar dalam kondisi hancur setelah banjir,” ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (8/2/2018).
Pria yang akrab disapa Izi itu mengungkapkan, banjir setiap tahun pasti melanda kawasan tersebut sehingga pihaknya sudah biasa menyiapkan masjid sebagai lokasi pengungsian.
Baca: KPK Mulai Kembangkan Penyelidikan Kasus e-KTP ke Menteri Puan Maharani
Baca: Curhatan Pengungsi di Pejaten Timur: Air Datang Seperti Tsunami, Rumah Roboh, Pohon Hanyut. . .
Baca: Selama Ini Menyimak Tausiahnya Via YouTube, JK Mengaku Senang Bisa Jumpa Ustaz Abdul Somad
“Saya lihat juga pengungsinya orang-orang yang itu-itu saja dan saya sudah hapal,” ujarnya.
Salah satu pengungsi yang ditemui juga mengaku memang hanya sebagai penyewa rumah kontrak di RT 05 RW 08 Pejaten Timur.
“Sudah 20 tahun saya tinggal di situ, setiap bulan bayar Rp 200 ribu. Sekarang lebih baik tinggal di sini dulu karena atap rumah sudah hanyut terbawa banjir dan penuh lumpur juga,” kata Neneng (60) yang berprofesi sebagai pemulung.
Banjir Sungai Ciliwung di kawasan Pejaten Timur memberikan dampak pada sekitar 500 kepala keluarga yang mengungsi sejak Senin (5/2/2018) malam.
Total 11.450 jiwa di Jakarta terdampak di sekitar 31 titik banjir.
--