Kisah Tokoh Tintin, Menara ATC dan Relief di Bekas Bandara Kemayoran
Menara ATC bekas Bandara Kemayoran dulunya merupakan Menara ATC pertama di Asia dan ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah
“Menara ATC di Kemayoran ini terbuka bagi masyarakat umum. Bahkan setiap tahun Komunitas Tintin dari seluruh dunia berkunjung kesini. Untuk itu PPK Kemayoran akan selalu memegang mandat yang diberikan oleh Setneg dengan memelihara dan mengecat Menara ATC sesuai bentuk dan warna aslinya,” ujar Cecep Ferdy Firdaus Nugraha, Direktur Pemberdayaan Kawasan PPK Kemayoran, Selasa (12/12/2017).
Baca: Warga Pro Bandara NYIA Minta AP Percepat Pembangunan
Gedung bekas Terminal A Bandara Kemayoran, terdapat tiga relief bertema "Manusia Indonesia", "Flora dan Fauna Indonesia", dan "Sangkuriang".
Relief beton modern pertama di Indonesia merupakan sebuah karya seni tinggi yang dibuat oleh para seniman Indonesia antara lain Sindoesoedarsono Soedjojono, Harijadi Sumodidjojo, dan Surono serta para murid-muridnya pada tahun 1957 atas permintaan Presiden Soekarno pada saat itu. Relief tersebut terpajang di sebuah ruangan VIP Room bandara kemayoran di mana proses pengerjaannya dilakukan dengan teknik pahatan dalam.
Relief yang dibuat para Seniman Indonesia Muda tersebut bertemakan tentang kekayaan yang dimiliki Indonesia.
Sudjojono membuat relief dengan panjang perkiraan 30 meter dan tinggi 3 meter yang menggambarkan Manusia Indonesia yang sedang membangun, bekerja di berbagai bidang dan tergambar dengan tubuh yang kekar.
Harijadi membuat relief dengan panjang perkiraan 10 meter dan tinggi 3 meter yang menggambarkan tentang keanekaragaman Flora dan fauna yang ada di Nusantara. Harijadi merupakan seniman kesayangan Soekarno pada masa itu.
Relief karya Harijadi terletak di lantai 2 berhadapan dengan relief Sudjojono.
Surono membuat relief dengan panjang perkiraan 13 meter dan lebar 3 meter yang menggambarkan kisah Sangkuriang.
Detil kisah ini terlihat pada ukiran pahatan di dinding lantai satu. Relief dari Surono cukup panjang karena menyambung pada dinding dekat pintu masuk eks Bandara Kemayoran tempo dulu.
“Untuk relief di bekas Bandara Kemayoran ini kami akan membuat pagar khusus guna menjaga tangan-tangan jahil yang ingin merusak atau memindahkan karya bersejarah tersebut,” kata Cecep.