Kisah Tokoh Tintin, Menara ATC dan Relief di Bekas Bandara Kemayoran
Menara ATC bekas Bandara Kemayoran dulunya merupakan Menara ATC pertama di Asia dan ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sebelum ada Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng dan Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, lapangan terbang Kemayoran menjadi pintu gerbang Indonesia dari udara. Bahkan, menjadi bandara internasional pertama di Tanah Air.
Lapangan Terbang Kemayoran punya dua landasan pacu yang saling bersilangan.
Pertama, landasan pacu utara-selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter. pacu. Kedua, landasan pacu barat-timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter.
Landasan pacu pertama kini menjelma menjadi Jalan Benyamin Syueb dan landasan pacu kedua menjadi Jalan HBR Motik.
Landasan pacu yang dibangun dengan mutu sangat baik tentu saja bisa menjadi jalan raya yang kuat.
Sarana vital dari bekas Lapangan Terbang Kemayoran yang kini sudah sulit disaksikan adalah Apron (tempat parkir pesawat) dan hanggar pesawat.
Selain dua landasan pacu yang berubah fungsi itu, menara Air Trafic Control (ATC) dan ruang tunggu penumpang juga masih ada.
Baca: Zealot Muay Thai Kemayoran Bukti Berkembangnya Olahraga Muay Thai
Menara ATC bekas Bandara Kemayoran dulunya merupakan Menara ATC pertama di Asia.
Bangunan itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Indonesia.
Menara ATC ini dikenal dengan sebutan menara Tintin. Kini, sudah ditetapkan menjadi cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 495 tahun 1993, dengan sebutan “Menara Kemayoran”.
Menara yang didirikan pada 1938 itu kini masih berdiri tegak dan kokoh antara gedung-gedung di Kawasan Kemayoran.
Kenapa disebut Menara Tintin? Menara Kemayoran ini memang punya kisah tersendiri karena tampil di komik petualangan Tintin yang dikenal dengan rambut jambulnya yang khas dan unik.
Cerita petualangan Tintin berjudul "Flight 714" tentang kisah tiga tokoh khayalan komikus Herge, yakni Tintin, Kapten Haddock, dan Professor Calculus, mendarat di bandara Internasional Kemayoran, Jakarta, untuk pemberhentian terakhir penerbangan 714 dari London sebelum menuju ke Sydney.
"Itu! Lihat! Kemajoran!...Apakah ini Djakarta atau bukan?" kata Professor Calculus kepada Tintin dan Kapten Haddock, demikian kutipan di komik yang terbit 1968 itu.