Kamis, 2 Oktober 2025

Wabah Difteri

Orangtua Antivaksinasi, Anaknya Meninggal Gara-gara Difteri

'Difteri disebabkan infeksi bakteri. Gejalanya ya batuk, pusing, dan mual. Umumnya bakteri itu menyerang...'

Editor: Rendy Sadikin
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Seorang murid ketakutan ketika petugas medis memberikan suntikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) di SDN Bawakaraeng 3, jl Gunung bawakaraeng, Makassar, Sulsel, Rabu (15/10). Kegiatan imunisasi itu merupakan bagian dari program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) guna memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Menurut Dezi, bayi yang baru lahir pada umumnya menjalani vaksinasi DPT I hingga III secara bertahap.
Tujuannya untuk memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit ini.

"Kita sering mengimbau kepada orangtua agar anaknya yang baru lahir segera divaksin DPT karena sangat penting untuk kekebalan tubuh," jelasnya.

Dia menyatakan, di daerah lain penyakit ini bisa mengakibatkan kematian.

Gejala penyakit tersebut adalah demam tinggi, hilangnya nafsu makan dan hidung kerap mengeluarkan lendir.....

Sosialisasi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kusnanto Saidi menambahkan, sejak Maret lalu pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi terhadap ancaman penyakit difteri.

Sosialisasi dilakukan mulai dari Posyandu, Puskesmas, sampai dengan rumah sakit baik milik swasta maupun pemerintah.

"Kemarin kami juga mendapatkan pengarahan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan," ujarnya.

Kusnanto mengatakan, telah menjadwalkan imunisasi massal untuk mencegah kasus difteri di wilayah setempat.

Menyusul adanya penetapan status kejadian luar biasa oleh Kementerian Kesehatan di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

"Untuk Kota Bekasi adalah salah satu bagian dari Jawa Barat yang menjadi sasaran imunisasi difteri," kata Kusnanto.

Sampai kemarin, Dinas Kesehatan Kota Bekasi masih mendata anak yang menjadi sasaran untuk diimunisasi ulang.

Namun, jika mengacu pada data imunisasi campak dan rubella, jumlah sasarannya adalah 658.000 dari usia 0-15 tahun.

"Untuk difteri akan lebih banyak lagi, karena sasarannya usia 0-19 tahun, sekarang kami masih mendata," jelasnya.

Ia menargetkan imunisasi massal difteri berlangsung pada Desember ini.

Adapun logistik vaksin dijamin ketersediannya oleh Kementerian Kesehatan.

"Logistik vaksin belum dikirim, nanti setelah ada data sasarannya baru didistribusikan," katanya..... (dik/faf)

Artikel ini sudah dipublikasikan di WARTA KOTA dengan judul: Orang Tua Anti-Vaksinasi, Ini Akibatnya

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved