Proses Pengerjaan Tol Air Pagarsih Bandung Terkendala Saat Musim Hujan
Tahun 2016, Jalan Pagarsih Kota Bandung heboh dalam pemberitaan dikarenakan kerap dilanda banjir hingga menghanyutkan beberapa kendaraan roda empat.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tahun 2016, Jalan Pagarsih Kota Bandung heboh dalam pemberitaan dikarenakan kerap dilanda banjir hingga menghanyutkan beberapa kendaraan roda empat.
Pemerintah Kota Bandung, pada tanggal 16 Oktober 2017 mulai melakukan pengerjaan tol air sebagai solusi pencegahan banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Citepus saat hujan turun.
Menurut Site Manager, Yudi Wahyudin, pengerjaan tol air tersebut mengalami kendala karena kondisi cuaca yang intensitas hujannya cukup tinggi.
Baca: Pria yang Diduga Kaesang Terekam Naik Komuter, Wanita di Depannya Bikin Warga Net Penasaran
"Proyek pengerjaan ini juga kan berkaitan dengan air, aktivitas pengerjaan cukup terganggu. Kalau hujan turun, terpaksa kami menghentikan proses pengerjaan hingga hujan berhenti," kata Yudi Wahyudin saat ditemui di Proyek tol air Pagarsih Kota Bandung (17/11/2017).
Sebagai upaya antisipasi, pihaknya sudah membagi jam kerja di siang dan sore hari. Namun tidak jarang, Kota Bandung diguyur hujan sepanjang hari, yang menyebabkan pengerjaan terkendala.
Beberapa kali, pekerja proyek melakukan penyedotan air agar kering. Namun, Yudi mengatakan, belum sempat kering, hujan sudah kembali turun.
"Meskipun demikian, kami tetap optimis terhadap proses pengerjaan ini. Target tidak boleh meleset, karena kontrak berakhir pada 31 Desember 2017. Jadi akhir tahun 2017 harus sudah selesai," kata Yudi.
Saat ini, proses pengerjaan sudah dalam tahap pemasangan Box Culvert atau gorong-gorong.
Box Culvert tersebut memiliki lebar lima meter, tinggi empat meter, dan ketebalan 1.2 meter.
Baca: Pria Berjenggot Ampuni Pembunuh Anaknya di Pengadilan
Pengamatan TribunJabar di lokasi pengerjaan, sudah ada terpasang sejumlah box culvert di kedalaman empat meter, dan menurut Yudi panjang tol air yang sedang dikerjakan ialah 150 meter.
Keberadaan tol air ini, menurut Yudi akan menjadi pengalihan dan menambah volume debit Sungai Citepus, karena selama ini volume air hujan sangat besar dan akhirnya meluap hingga menyebabkan banjir di wilayah Pagarsih, Kota Bandung.(*)