Mewahnya Penampilan Yuliswan Kuasa Hukum Para Korban Penganiayaan di Bengkulu
Di jari dan tangan Yuliswan, dipenuhi oleh aksesoris yang tampak seperti perhiasan mewah.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah korban penganiayaan dan penembakan di Bengkulu 13 tahun lalu, menggelar jumpa pers di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (22/8/2017).
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diduga terlibat dalam aksi penganiayaan terhadap para pencuri sarang burung walet tersebut.
Empat dari enam korban penganiayaan (satu tak bisa hadir, satu meninggal dalam penganiayaan) hadir bersama kuasa hukum mereka yaitu Yuliswan.
Ketika mereka berlima datang, sepintas tak ada yang berbeda dari gaya berbusana mereka.
Namun, terlihat pemandangan kontras dari aksesoris yang digunakan antara kuasa hukum dan para korban.
Baca: Tukang Ojek Korban Salah Tangkap Novel Baswedan: Saya Ditangkap Dimasukkan ke Mobil dan Digebukin
Para korban tak mengenakan aksesoris apapun baik di jari jemari maupun di tangan mereka.
Sebaliknya, di jari dan tangan Yuliswan, dipenuhi oleh aksesoris yang tampak seperti perhiasan mewah.
Tak hanya pada satu tangan, dua tangan kuasa hukum Irwansyah Siregar dan kawan-kawan itu, terpasang perhiasan.
Pantauan Tribunnews.com, di jari tengah dan jari manis kedua tangan Yuliswan tampak terpasang cincin batuan.
Cincin berwarna perak itu berbentuk oval dengan batuan yang memiliki warna.
Jam tangan besar berwarna emas tampak berada di tangan kanan pria yang masih kerabat dari Irwansyah Siregar, korban penganiayaan tadi.
Terlampau besarnya jam tangan tersebut membuat lingkar tangan Yuliswan tampak kecil. Padahal lingkar tangannya tergolong besar untuk pria dewasa pada umumnya.
Baca: Tak Ada Raut Wajah Penyesalan dari Pasutri Andika dan Anniesa
Di tangan kiri Yuliswan melingkar sebuah gelang perak. Gelang peraknya tampak seperti rantai yang saling menyambung.
Diberitakan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diduga melakukan penganiayaan dan penembakan terhadap para pelaku pencurian sarang burung walet, 2004 silam.
Novel yang kala itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu, diduga menyiksa, menyetrum kemaluan, hingga menembak kaki para pelaku.
Para pelaku yakni Irwansyah Siregar, Doni, Rusliansyah, Yulian Yohanes dan Rizal Sinurat disiksa bersama korban salah tangkap Dedy Nuryadi.
Penyiksaan dan penembakan itu membuat Yulian Yohanes alias Aan meninggal dunia akibat perdarahan di kakinya setelah ditembak.
Kelima korban penganiayaan berusaha mencari keadilan dengan melaporkan Novel ke Mabes Polri. Mereka juga berniat mendatangi Presiden Jokowi dan Komisi III DPR.