Sabtu, 4 Oktober 2025

PT KCJ Prihatin ''Ganasnya'' Penumpang Gerbong Khusus Wanita

Fadhila membahas secara khusus dan menyebut rangkaian kejadian tersebut sebagai sorotan yang serius.

Editor: Johnson Simanjuntak
Alex Suban/Alex Suban
Penumpang perempuan di dalam gerbong wanita kereta listrik tujuan Bogor di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2017) sore. Saat jam pulang kerja, kereta dipenuhi penumpang yang kembali pulang. (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa tentang "ganasnya" para penumpang di gerbong khusus wanita di kereta rel listrik (KRL) commuter line sempat mewarnai perbincangan di media sosial.

Dari tentang rekaman video dua penumpang perempuan tarik-menarik rambut dan berkelahi karena berebut tempat duduk hingga pengakuan salah satu penumpang yang tidak rela memberikan tempat duduknya untuk ibu hamil.

Kondisi itu menjadi keprihatinan Direktur Utama PT KRL Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila.

Saat jumpa pers pada Selasa (20/6/2017) kemarin, Fadhila membahas secara khusus dan menyebut rangkaian kejadian tersebut sebagai sorotan yang serius.

"Terkait isu betapa ganasnya penumpang di dalam kereta wanita dan lain-lain, terus kemarin kami juga memonitor ada rekan penumpang yang merasa keberatan memberikan kursi kepada ibu hamil dan lain-lain, secara resmi kami mengimbau, mohon kerja sama dan bantuannya kepada semua pengguna jasa untuk bisa berperilaku yang baik," kata Fadhila.

Fadhila mengatakan, setiap pengguna jasa transportasi publik dituntut untuk lebih peka terhadap sesama.

PT KCJ sudah menyertakan keterangan tentang kursi-kursi prioritas yang ditempatkan di setiap gerbong, termasuk gerbong kereta wanita.

"Toleransinya harus tinggi, tidak bisa egonya yang terlalu dimunculkan," tutur Fadhila.

Fadhila meminta kerja sama semua pengguna jasa KRL commuter line untuk menjaga ketertiban.

Termasuk pada libur Lebaran, saat biasanya ada banyak penumpang pergi berombongan dengan menggunakan KRL.

Beberapa kali pihaknya memantau, ibu-ibu mengajak anggota keluarganya yang bukan perempuan bersama-sama berada di gerbong kereta khusus wanita.

Ketika ditanya, mereka mengaku tidak ingin pisah dan takut ada yang hilang di tengah keramaian.

"Kami mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan KRL untuk selalu mematuhi aturan yang ada. Gerbong wanita akan tetap dioperasionalkan untuk wanita, tidak diizinkan bercampur," kata Fadhila.

Fadhila juga menjelaskan alasan pihaknya menempatkan gerbong kereta khusus wanita di tiap ujung rangkaian kereta, baik ujung depan maupun ujung belakang.

Menurut dia, alasannya sederhana, salah satunya karena akan menjadi sekat jika ditempatkan di tengah rangkaian.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved