Rabu, 1 Oktober 2025

Rogoh Kocek Sendiri hingga Rp 840 Juta untuk Kalijodo, Daeng Jamal tak Minta Ganti ke Pemprov DKI

"Setiap hari saya keluarkan sekitar Rp 6-7 juta untuk mereka. Satu orang dibayar antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000," kata Daeng Jamal.

Editor: Sapto Nugroho

Tak ada satupun ormas bisa masuk ke sana.

Baca: Ancaman Premanisme Kuasai RPTRA Kalijodo

Tapi, sejak Januari 2017 lalu, Daeng Jamal mulai merogoh koceknya dalam-dalam untuk menalangi biaya operasional.

"Tadinya, sebelum pembangunan selesai, dana operasional pengamanan ditanggung oleh Sinarmas Land," kata Daeng Jamal.

Tapi, setelah pembangunan selesai Desember 2016 lalu, Daeng Jamal menanggung semuanya sendirian.

Dia membiayai 65 orang yang menjaga keamanan, kebersihan, dan parkir di Kalijodo, sendirian.

"Setiap hari saya keluarkan sekitar Rp 6-7 juta untuk mereka. Satu orang dibayar antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000," kata Daeng Jamal.

Foto aerial ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) Kalijodo Jakarta Barat yang terlihat semrawut dan kumuh, Minggu (23/4/2017). Kesemrawutan terjadi karena menjamurnya pedagang kaki lima yang berjualan tidak beraturan sehingga menganggu warga yang ingin menikmati suasana serta fasilitas RPTRA. Tidak adanya pengawasan yang ketat serta tidak tegasnya petugas, dapat mengancam ruang publik yang digadang-gadang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi yang terbaik dan termodern di Jakarta itu. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Foto aerial Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat, yang terlihat semrawut dan kumuh, Minggu (23/4/2017). (Tribunnews/Herudin)

Daeng Jamal mengaku memiliki berbagai bisnis dan pekerjaan lain yang membuatnya mampu mengeluarkan uang sebesar itu setiap hari.

Dia mengaku sampai saat ini menjadi supervisor pengawas di Hotel Ariston.

Kemudian ia juga mengaku punya usaha buka parkiran di tanah swasta di daerah Muara Karang.

Lalu jadi pengendali untuk 14 gudang di kawasan Semanan Indah, Kalideres, Jakarta Barat.

Berikutnya di Bekasi, Jawa Barat, Daeng Jamal mengerahkan anak buahnya untuk menjaga lahan milik pengusaha yang sebelumnya bersengketa.

"Dari situlah saya menutupi biaya operasional di sini (Kalijodo). Saya sama sekali tak minta Pemprov DKI untuk menggantinya. Ini ibadah saja buat saya," kata Daeng Jamal.

Demi mengisi momentum libur panjang, para warga lebih memilih bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)-Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, yaitu Jalan Kepanduan II Tambora, Jakarta Barat, Minggu (23/4/2017). Keberadaan para warga ini, memikat sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sekitar jalur hijau RPTRA dan RTH Kalijodo.
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sekitar jalur hijau RTH & RPTRA Kalijodo. (Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan)

Daeng Jamal mengaku ingin membantu 'adik-adiknya' yang sebelumnya bekerja di bisnis gelap Kalijodo untuk mendapat uang halal dari RTH & RPTRA Kalijodo.

Makanya 65 orang yang dipilihnya untuk bekerja, seluruhnya merupakan bekas pekerja di bisnis gelap Kalijodo.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved