Seorang Murid Sekolah Dasar di Pulogadung Diduga Dicabuli Penjual Mainan
LN mengaku belum melaporkan hal ini ke pihak kepolisian karena ia akan lebih dulu membicarakannya dengan kekeluargaan.
"Pada intinya pelaku tidak mengakui secara gamblang telah melakukan perbuatan itu. Tapi dia sudah minta maaf dan keluarga memaafkan. Permintaan keluarga agar pelaku diusir dari sekolah ini juga sudah kita penuhi. Yang bersangkutan sudah tidak lagi jualan di lingkungan sekolah," Cipto menerangkan.
Terkait kebijakan yang memperbolehkan pedagang mainan berjualan di kantin sekolah, Cipto bilang itu merupakan kebijakan kepala sekolah sebelum dirinya.
Sementara dirinya baru bertugas sebagai kepala sekolah di sana 1,5 bulan lalu.
"Kebijakan itu yang bikin kepala sekolah sebelum saya. Alasannya karena jika para pedagang jualan di depan sekolah atau di jalan, bisa mengganggu arus lalu lintas. Pihak sekolah juga kuatir keselamatan anak-anak jika mereka harus jajan di luar. Makanya pedagang ditarik ke dalam, jualan di kantin."
Cipto memastikan, agar peristiwa ini tidak terulang, pihaknya akan meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah khususnya di kantin sekolah yang memang posisinya di belakang sekolah dan tertutup.
Kasudin Pendidikan Jakarta Timur wikayah 1, Mohammad Roji mengaku belum mengetahui kasus tersebut. Sebab sejauh ini belum ada laporan dari pihak sekokah.
Karenanya pihaknya akan memanggil pihak kepala sekolah untuk mrnjelaskan kasus pencaban itu.
"Saya belum tahu kasusnya, akan pelajari dulu. Hari ini juga kita panggil kepala sekolahnya. Kalau korban dan pelakunya ada ya harus diproses. Saya juga menyesalkan kenapa itu bisa terjadi di dalam sekolah, itu guru dan kepala sekolah kemana waktu kejadian," kata Mohammad Roji.
Menurutnya, jika pihak sekolah rutin melakukan pengawasan maka kasus pencabulan itu tidak terjadi. Apalagi kasusnya sudah beberapa kali terjadi.
Pihak sekolah harus bertanggungjawab kejadian seperti ini. Karena kejadian di dalam sekolah.
Penulis: Feryanto Hadi