Sabtu, 4 Oktober 2025

Rawa-rawa Jadi Landasan Bandara, Pondok Cabe Bakal Sering Kena Banjir

Selama dua hari itu, cukup banyak pengendara sepeda motor yang harus mogok karena nekat menerjang banjir.

Editor: Hendra Gunawan
Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Banjir di Jalan Pondok Cabe Raya, Kamis (23/2/2017). Warga minta sodetan drainase baru. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Banjir hingga setinggi setengah meter melanda Jalan Pondok Cabe Raya di Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Pamulang, mulai Rabu (22/2/2017) sore sampai Kamis (23/2/2017) siang ini.

Selama dua hari itu, cukup banyak pengendara sepeda motor yang harus mogok karena nekat menerjang banjir.

Sebab, tingginya genangan banjir membuat air merendam dan masuk mesin motor.

Katno (46) warga Jalan Pondok Cabe VI, menuturkan sejak Rabu sore sampai Kamis siang, diperkirakan hampir seribu motor yang mogok karena banjir ini.

"Hampir seribu motor yang mogok, kalau dihitung dari Rabu kemarin sampai Kamis siang ini," kata Katno kepada Warta Kota, Kamis (23/2/2017).

Banjir setinggi setengah meter tersebut, terjadi di depan Lapangan Terbang Pondok Cabe, sepanjang sekitar 50 meter ruas jalan, mulai dari sekitar Jalan Kelapa hingga melewati gerbang Perumahan Griya Mulatama dan Puri Madani II.

Katno mengatakan, penyebab banjir karena adanya pengurukan lahan di Lapangan Terbang Pondok Cabe untuk dijadikan bandara komersial.

Menurtnya, lahan lapangan terbang Pondok Cabe yang diuruk, tadinya rawa-rawa atau wilayah resapan air.

Namun sejak beberapa bulan lalu diubah menjadi lintasan jalan untuk kawasan bandara komersial.

"Karena wilayah resapan air nggak ada lagi, begitu hujan turun Rabu kemarin, airnya menggenang ke jalan semua," kata Katno.

Menurut Katno, semestinya sebelum pembangunan bandara komersial atau pengurukan lahan dilakukan, Pemkot Tangsel atau pihak bandara membuat sodetan drainase atau saluran air baru, dahulu, agar Jalan Pondok Cabe Raya, tidak tergenang banjir.

"Solusi utama, harus ada sodetan drainase baru, supaya air di sini bisa mengalir ke saluran air besar untuk sampai ke kali. Selain itu drainase di sepanjang jalan ini, juga harus ditata lagi, diperbaiki dan dilebarkan," kata Katno.

Menurutnya pembangunan bandara komersil dengan menguruk lahan harus dihentikan sementara, sampai pembuatan sodetan drainase baru dan penataan saluran air di sekitar jalan ini, dilakukan.

"Kalau pengurukan lahan atau pembangunan bandara terus dilakukan tanpa dibikin sodetan, ya bakalan banjir terus di jalan ini," katanya.

Sebab katanya wilayah yang tergenang ini adalah kawasan cekungan dimana semua aliran air justru jatuh dan tumpah ke ruas jalan tersebut.

"Karena ini wilayah cekungan, semua air larinya ke sini. Jadi ya harus ada sodetan drainase baru solusinya," kata Katno.

Ia mengatakan warga sudah mengajukan protes atau keberatan ke pihak bandara dan Pemkot Tangsel atas pengurukan lahan itu.

Namun sampai kini belum ada tanggapan sama sekali.

"Jadi yang salah Pemkot Tangsel, karena kasih izin dan pihak bandara yang main uruk lahan saja. Padahal warga gak diajak diskusi sama sekali soal ini oleh Pemkot Tangsel atau pihak bandara," kata Katno.

Ia mengatakan sebelumnya banjir separah ini tak pernah terjadi di Jalan Pondok Cabe Raya.

Ineke warga Puri Madani II, Pondok Cabe ilir menuturkan penyebab banjir karena tidak adanya saluran air memadai di ruas Jalan Pondok Cabe Raya, ditambah adanya pengurukan tanah di lahan Lapangan Terbang Pondok Cabe di sisi timur atau di samping ruas jalan.

Hal itu katanya membuat wilayah resapan air tidak ada lagi.

Apalagi pengurukan di lahan yang tadinya rawa itu, kini lebih tinggi dari ruas jalan.

"Jadinya air justru masuk ke jalan, dari bekas rawa di lapangan terbang yang diuruk itu," katanya. (Budi Malau)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved