Pilgub DKI Jakarta
Ini Bermacam Sindiran dalam Kampanye Akbar Paslon 3 dan Paslon 2
pantun Butet Kartaradjasa yang sarat sindiran juga menuai riuh dari para pendukung Ahok-Djarot.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak hanya puja-puji yang dilontarkan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi saat menggelar kampanye akbar, Minggu (5/2/2017).
Pimpinan kedua partai pengusung mereka, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman masing-masing mempunyai sindiran sendiri bagi lawan Anies-Sandi.
Prabowo misalnya, sempat berkelakar dan meminta maaf atas keputusannya mengusung Jokowi-Ahok pada Pilkada 2012 silam.
Ia menjamin dengan diusung Gerindra yang nasionalis dan PKS yang relijius, pasangan Anies-Sandi dipastikan pilihan yang tepat dan 'tidak macam-macam'.
"Tapi yang repot orang-orang yang enggak baca dan enggak sholat, enggak ngerti opo-opo bisanya caci maki. Oke jangan kita singgung-singgung, nanti dibilang macem-macem, peace, kalau kita damai harus coblos nomor 3, kita sudah cari dan teliti, ini putra bangsa terbaik," ujar Prabowo di Lapangan Banteng, Minggu.
Akhlak dan kesantunan menjadi poin penting dalam kampanye Prabowo terhadap Anies.
Menurut Prabowo, rakyat Indonesia sudah lama terinjak-injak dan kini berhak mendapat pemimpin yang jujur, berakhlak, dan rendah hati.
"Jangan beli kucing dalam karung, harus diuji, kalau dari akhlak, kami jamin deh, dari keimanan, Sandi ganteng, oke kan? Tutur katanya sopan, pernah lu denger Anies-Sandi caci maki?" kata Prabowo.
Sohibul Iman juga sempat menyinggung Ahok dalam pidato singkatnya yang disampaikan setelah pidato Prabowo.
Sohibul menyebut gubernur petahana, Ahok, telah merobek tenun kebangsaan.
"Jakarta punya potensi yang besar dan juga modal sosial yang luar biasa, tidak ada alasan untuk Jakarta tidak maju, hanya saja DKI dipimpin oleh orang yang justru merobek-merobek tenun kebangsaan kita," ujar Sohibul.
Kritik Sohibul itu berkaitan dengan kasus dugaan penodaan agama.
Dalam kasus tersebut, Ahok menjadi terdakwa dan proses persidangannya masih berlangsung.
Di sisi lain, Sohibul menilai Ahok memberi kontribusi terhadap pembangunan fisik Jakarta.
Namun dia menilai hal itu belum cukup dan meminta warga Jakarta membangkitkan rasa memiliki Ibu Kota, bahu-membahu membangun Jakarta, dan menjaga rasa saling percaya.