Setelah 25 Tahun, Sentra Kuliner Tradisional Jalan Lapangan Tembak akan Ditutup
Di sentra kuliner itu ada Lapo, Chinese Food, Iga Babi, Mie Siantar, Mie Medan, Masakan Manado, Makassar
Setelah menerima surat itu, Paulus yang juga menjabat sebagai ketua paguyuban pedagang di kawasan tersebut berdiskusi dengan para pedagang lain.
Kesepakatannya, mereka ingin bernegosiasi dengan pihak pengelola GBK terlebih dahulu.
“Kami minta waktu pada mereka (pengelola) untuk bernegosiasi. Idealnya mereka bisa bertemu kami dan membahas hal ini,” ujar dia.
Menurut Paulus, setelah itu tak ada jawaban pasti.
Namun, mereka mendapatkan surat kedua.
“Pada surat kedua yang diterima pada 28 Desember 2016, mereka memberi kami waktu hingga 15 Januari 2017. Buat kami ini tetap tidak cukup. Kami mau bertemu,” kata dia lagi.
Maka dari itu, para pedagang sepakat untuk melayangkan surat jawaban atas surat yang diterimanya itu.
Mereka akan menuliskan keberatannya dalam surat yang ditandatangani perwakilan pedagang yang tergabung dalam paguyuban.
Di ujung tanduk
Kisah ini tak biasa mengingat para pedagang itu sudah berjualan puluhan tahun di lahan tersebut.
Mereka menempati kawasan tersebut sejak 1992.
Beberapa rumah makan di antaranya sudah dipegang oleh generasi kedua, termasuk usaha yang sedang dijalani Paulus.
Tempat itu disebutnya sudah menghidupi banyak keluarga secara turun-temurun.
“Terlebih lagi yang dijual adalah makanan tradisional dari yang halal sampai non-halal. Ibaratnya dari makanan Medan, Padang, Jakarta, dan Makassar, ada semua di sini. Bukankah sudah sangat jarang kawasan seperti ini?” tutur Paulus.
Kini, kisah 24 tahun mencari nafkah di kawasan itu harus selesai.