Pilgub DKI Jakarta
Salah Sebut Jadi Nurhayati, Begini Nasib Nurjanah Pedagang Nasi Uduk yang Sering Disebut Sandiaga
Lagipula, Nurjanah memang tidak menonton debat calon gubernur yang ditayangkan langsung di televisi.
“Di sana susah mau usaha, pembelinya itu-itu saja. Di pasar sini pembeli banyak dari mana-mana,” kata Nurjanah.
Lagipula, putri sulungnya juga bekerja di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat yang tidak jauh dari Bukit Duri.
Akan merepotkan bila rumah mereka pindah ke Rawa Bebek, meski diakui rumah susun itu punya fasilitas bagus.
Nur masih berjualan di Pasar Sawo Bukit Duri, sebuah area dekat pinggir sungai yang dipenuhi beberapa lapak pedagang, mulai dari penjual sayur mayur, kue basah hingga daging ayam.
Meneruskan
Sambil memotong-motong sayuran di dapur, Nurjanah mengatakan, ia berjualan nasi uduk karena meneruskan usaha ibunya yang dirintis sejak ia kecil.
“Sayang sudah banyak langganan,” kata Nurjanah.
Sandiaga pernah menyebut nasi uduk Nur terlaris di Bukit Duri.
“Dulu zaman ibu saya memang nasi uduk terlaris, mungkin karena belum ada pesaing. Sekarang sih enggak terlaris, standar saja,” kata sulung dari tujuh bersaudara ini.
Ia biasa menjual nasi uduk beserta ragam lauk pauk seperti orek tempe, semur jengkol, bihun, telur balado, dan berbagai gorengan. Harganya bervariasi tergantung jumlah lauk yang dipilih pembeli.
“Nasi uduk Rp 6.000 kalau pakai lauk dua, pakai telur Rp 10.000, kalau lengkap semuanya bisa Rp 15.000,” kata Nur.
Lontong sayur dan lupis juga tersedia, tapi hidangan tersebut dibuat oleh adiknya, Aisyah, yang tinggal di gang berbeda. Nurjanah biasa berjualan pukul enam hingga siang menjelang. (Aang Sunu)