Pilgub DKI Jakarta
Ahok: Seolah-olah Kami Ini Benci Orang Miskin
Terkait permukiman di pinggir sungai, menurut Ahok juga memang sebaiknya dipindahkan ke tempat lebih layak.
Dalam pernyataannya, Ahok tak habis pikir dengan pernyataan dua pesaingnya di Pilkada DKI Jakarta 2016.
"Kadang kami suka ketawa juga, seolah-olah kami ini enggak suka orang miskin," ucapnya.
Ia kemudian mengomentari program Agus Har" data-descposition="bottom" class="glightbox" data-glightbox="title:Ahok: Seolah-olah Kami Ini Benci Orang Miskin;" aria-label="link">
Dalam pernyataannya, Ahok tak habis pikir dengan pernyataan dua pesaingnya di Pilkada DKI Jakarta 2016.
"Kadang kami suka ketawa juga, seolah-olah kami ini enggak suka orang miskin," ucapnya.
Ia kemudian mengomentari program Agus Har" width="700" height="393" alt="tribunnews" loading="lazy">
Termasuk soal penataan kawasan kumuh, normalisasi sungai, dan penanggulangan banjir di Jakarta. Dalam kasus ini, ada kendala saat warga tidak ingin digusur.
Muncul pertanyaan, apakah kebijakan penggusuran jadi solusi untuk mengatas hal ini?
Inilah jawaban Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Dalam pernyataannya, Ahok tak habis pikir dengan pernyataan dua pesaingnya di Pilkada DKI Jakarta 2016.
"Kadang kami suka ketawa juga, seolah-olah kami ini enggak suka orang miskin," ucapnya.
Ia kemudian mengomentari program Agus Harimurti Yudhoyono yang ingin memberikan bantuan tunai Rp 400 ribu.
"Itu terlalu kecil bapak. Karena kami berikan anak SMA saja Rp 600 ribu. Kalau orang miskin punya tiga anak SMA dapat Rp 1,8 juta tiap bulan dia dapat."
"Kalau anaknya masuk perguruan tinggi negeri, dapat Rp 18 juta setahun. Hanya tidak uang kontan. dia harus pakai kartu gesek. itu yang kami namakan mendidik."
Terkait permukiman di pinggir sungai, menurut Ahok juga memang sebaiknya dipindahkan ke tempat lebih layak.
"Bagaimana sungai mau dinormalisasi kalau tidak pindahkan rumah kumuh?" ucap Ahok.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat pun memanas saat moderator mengajukan pertanyaan dan mengizinkan pasangan calon berargumentasi soal kebijakan penataan kota.
Termasuk soal penataan kawasan kumuh, normalisasi sungai, dan penanggulangan banjir di Jakarta. Dalam kasus ini, ada kendala saat warga tidak ingin digusur.
Muncul pertanyaan, apakah kebijakan penggusuran jadi solusi untuk mengatas hal ini?
Inilah jawaban Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Dalam pernyataannya, Ahok tak habis pikir dengan pernyataan dua pesaingnya di Pilkada DKI Jakarta 2016.
"Kadang kami suka ketawa juga, seolah-olah kami ini enggak suka orang miskin," ucapnya.
Ia kemudian mengomentari program Agus Harimurti Yudhoyono yang ingin memberikan bantuan tunai Rp 400 ribu.
"Itu terlalu kecil bapak. Karena kami berikan anak SMA saja Rp 600 ribu. Kalau orang miskin punya tiga anak SMA dapat Rp 1,8 juta tiap bulan dia dapat."
"Kalau anaknya masuk perguruan tinggi negeri, dapat Rp 18 juta setahun. Hanya tidak uang kontan. dia harus pakai kartu gesek. itu yang kami namakan mendidik."
Terkait permukiman di pinggir sungai, menurut Ahok juga memang sebaiknya dipindahkan ke tempat lebih layak.
"Bagaimana sungai mau dinormalisasi kalau tidak pindahkan rumah kumuh?" ucap Ahok.(*)