Selasa, 30 September 2025

Taruna STIP Tewas Dianiaya

Daftar Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 10 Tahun

Kekerasan di STIP, Marunda, Jakarta Utara, bukan hal baru. Kampus berseragam biru ini memiliki jejak kelam yang terus berulang.

Editor: Sanusi
Instagram
Taruna STIP yang tewas dianiaya seniornya, Amirullah Adityas Putra bersama saudara kembarnya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, Jakarta Utara, bukan hal baru. Kampus berseragam biru ini memiliki jejak kelam yang terus berulang.

Seakan tak pernah belajar, kekerasan antarsiswa terus terjadi. Korban pun berjatuhan, bahkan nyawa melayang.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, sudah terjadi enam kali kekerasan di STIP yang ditangani polisi.

Baca: Ingat! STIP Jakarta Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan?

Pada 12 Mei 2008, taruna tingkat pertama STIP, Agung B Gultom, tewas di tangan 10 taruna senior.

Kasus kematian Agung ini sempat disebut kelelahan karena mengikuti latihan pedang pora oleh pihak STIP. Namun, polisi melihat ada kejanggalan dan mendesak keluarga memperbolehkan jenazah Agung untuk diotopsi.

Selain itu, ada tiga taruna lain yang mengaku bahwa dianiaya bersama Agung. Polisi akhirnya mendesak keluarga Agung mengizinkan makam Agung dibongkar dan jenazahnya diotopsi.

Pihak keluarga mengizinkan makam Agung di Mabad Jerawat, Tandes, Surabaya, Jawa Timur, dibongkar polisi. Jenazah Agung diotopsi tim dokter Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya.

Hasilnya, ada luka memar di dada dan muka. Kepala bagian belakang mengalami pendarahan. Levernya rusak.

Para tersangka adalah Las, Nug, Ant, Ang, Put, Ha, Ma, Kar, Rif, dan Har. Korban antara lain, P, T, D, E, dan V.

Masih pada 2008, tepatnya bulan November, kekerasan di STIP kembali terulang. Jegos (19), taruna tingkat pertama, dianiaya oleh taruna senior hingga gegar otak. Kekerasan ini dilatari Jegos tak kunjung mencukur rambut setelah diingatkan.

Adapun ada dua kekerasan lagi terjadi pada tahun 2012 dan 2013. Data kekerasan itu berdasarkan hasil catatan Polres Metro Jakarta Utara.

Kekerasan di STIP kembali terjadi pada tahun 2014. Kali ini nyawa taruna pertama, Dimas Dikita Handoko, melayang sia-sia di tangan para senior.

Dimas tewas dianiaya para seniornya karena dianggap tidak respek terhadap para seniornya. Kekerasan tak dialami Dimas sendiri. Enam teman lainnya juga ikut mengalami kekerasan serupa dari tiga taruna senior.

Terakhir, kekerasan di STIP kembali terulang pada tanggal 10 Januari 2017. Taruna pertama, Amirulloh Adityas Putra, tewas dianiaya oleh lima taruna senior tingkat dua. Amirulloh dianiaya bersama lima taruna lain.

Kelima korban beruntung masih selamat dan mengalami luka memar. Pihak kepolisian menyatakan, enam taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing yang dianiaya oleh para seniornya terjadi saat "tradisi" menurunkan keterampilan alat musik tam-tam, bagian dari drum band.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan