Gaduh di Malam Kematian Murni, Terdengar Benturan Berkali-kali ke Dinding Disusul Jeritan Keras
Usai terdengar suara cekcok, ia juga mendengar suara benturan ke dinding bertubi-tubi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerimis masih turun, menambah kesunyian di perkampungan RT03/03, Pondok Rangon, Jakarta Timur, Selasa (10/1) dini hari.
Nelawati (26) yang sebelumnya tertidur pulas mendadak terbangun setelah mendengar suara gaduh di rumah sebelah.
Usai terdengar suara cekcok, ia juga mendengar suara benturan ke dinding bertubi-tubi.
Ia lantas membangunkan suaminya, Paul Andra Priatna (33).
Jam menunjukkan pukul 02.00, mereka berdua saling bertanya apakah gerangan yang terjadi di rumah sebelah.
Apalagi, mereka tahu, saat itu, Murniati (22), penghuni rumah sebelah, tinggal sendirian.
Paul yang sempat ingin keluar rumah, sempat dilarang oleh sang istri.
Tetapi rasa penasaran mereka kian membuncah.
Pukul 03.00, akhirnya mereka keluar dan berusaha memberitahukan warga lain, termasuk ibu Murni, Popong (47), yang tinggal di kampung yang sama.
"Saya dikabarin Pak Paul ada suara ribut di rumah anak saya. Katanya anak saya sampai nangis. Pak Paul katanya juga mendengar anaknya berteriak 'ambil saja apa yang kamu mau'," jelas Popong ditemui di kediamannya, Selasa (10/1).
Popong yang datang bersama warga kemudian membuka pintu rumah dengan kunci cadangan.
Bagai mimpi buruk, Popong mendapati anaknya yang sudah tak bernyawa.
"Dia sudah meninggal dengan keadaan terlentang. Saya kaget sekali. Ada luka di beberapa bagian wajahnya," terangnya.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Cipayung.
Polisi yang mendatangi lokasi kejadian, segera memasang garis polisi di rumah bercat putih itu.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan, polisi menduga, Murniati tewas dibunuh.
Kapolsek Cipayung Kompol Dedi Wahyudi mengatakan, pihaknya masih menyelidiki secara serius kasus ini.
Sejumlah saksi sudah diperiksa, termasuk tetangga korban yang mengaku mendengar percekcokan antara Murni dengan orang yang diduga membunuhnya.
"Ada luka di pelipis bagian kanan, pipi dan di bagian bibir. Diduga ada penganiayaan terhadap korban," katanya.
Jenazah Murni kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, untuk menjalani autopsi sebagai pendukung peoses penyelidikan.
Sehari sebelumnya, Senin (9/1), seorang mahasiswi, Tri Ariyani Puspa Arum (22), juga ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan H Asmat Ujung, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat.
Arum tewas dengan sejumlah luka tusuk di bagian leher dan punggungnya.
Hingga saat ini polisi masih memburu pelakunya.
Orang dekat?
Sejumlah kerabat dan tetangga dekat Murniati menduga pelaku pembunuhan merupakan orang dekat. Pasalnya, tempat tinggal Murni berada di gang buntu.
Analisa lain, tidak ada barang berharga milik Murni yang hilang.
Junaidi (37), warga yang tinggal tidak jauh dari rumah Murni juga mengaku mendengar samar suara cek-cok pada dini hari yang sepi itu.
Ia saat itu masih terjaga, merokok di ruang tamu rumahnya.
Tetapi ia memutuskan tidak keluar rumah karena mengira suara itu adalah pertengakaran suami-istri tetangganya.
"Soalnya tidak jelas suara itu dari rumah siapa. Saya kira paling orang yang ngontrak di sebelah yang lagi berantem. Saya tetap di dalam rumah," jelasnya.
Ia baru keluar rumah setelah mendengar suara gaduh orang yang menemukan Murni sudah tidak bernyawa.
Sepupu korban yang enggan disebut namanya juga bilang bahwa kasus pembunuhan ini kemungkinan melibatkan orang dekat.
Sebab, terhadap sebuah keanehan yakni pintu rumah terkunci saat Murni ditemukan tewas.
"Dua bulan lalu kunci rumah itu sempat hilang. Kemudian dibuatkan lagi. Nah, semalam pas kejadian kunci rumah tidak rusak sama sekali. Bahkan kondisi pintu terkunci dan kuncinya ada di meja dalam rumah," terangnya.