Selasa, 30 September 2025

Kasus Ahok

Warga Pulau Pramuka Sebut Tidak Ada yang Patut Dipermasalahkan dari Ucapan Ahok

Setelah Ahok menutup sambutannya, Sa'adah menyatakan tak ada warga yang mempermasalahkan ucapan Ahok.

Editor: Johnson Simanjuntak
youtube
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan kunjungan kerja ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa (27/9/2016). 

Salah satunya saat dia sempat menemukan selebaran yang mengajak warga untuk tidak memilihnya saat pemilihan Bupati Belitung Timur 2005.

Ahok pun sempat menyebut mengenai isi Al Quran surat Al Maidah ayat 51.

"Saya mau nyalonin anu, dapat surat edaran saya. Jangan pilih, ini orang kafir. Dia malah cerita sebenarnya, bukannya ngatain," ujar Sa'adah menirukan ucapan Ahok ketika itu.

Setelah Ahok menutup sambutannya, Sa'adah menyatakan tak ada warga yang mempermasalahkan ucapan Ahok.

Karena itu, ia heran kenapa ucapan Ahok itu kemudian dipermasalahkan, sepekan setelah kedatangannya itu.

Sebagai orang yang menyaksikan langsung Ahok berbicara, Sa'adah menilai tak ada satu pun ucapan Ahok yang menyinggung, apalagi menodai agama Islam.

"Orang di sini cuek-cuek aja orang pulau. Kalau dia mau bilangnya kiai-kiai di sini anu-anu, Pak Ahok enggak bakal bisa pulang di sana. Dikepungin sama orang pulau," ucap Sa'adah.

Seperti Sa'adah, Ketua Masjid Jami Al Makmuriah, Faturrahman (70), diketahui juga hadir dalam acara tersebut.

Ia menilai tidak ada yang patut dipermasalahkan dari ucapan Ahok. Karena itu, ia menyatakan, dirinya dan warga Pulau Pramuka lainnya heran kenapa kasusnya itu kini menimbulkan dampak yang besar.

"Lagian Pak Ahok sering membantu nelayan-nelayan. Ya gimana kita mau memusuhi. Kalau masalah agama, kita kan negara Pancasila. Ya enggak bisa musuhin agama lain," ujar dia.

Dipermasalahkannya ucapan Ahok diikuti dengan adanya aksi yang melibatkan massa dalam jumlah besar di Jakarta pada 4 November dan 2 Desember 2016.

Banyak warga dari luar Jakarta yang ikut dalam dua aksi tersebut. Namun, tidak demikian dengan warga Pulau Pramuka.

Sepengetahuan Faturrahman, tak ada satu pun anggota jemaah masjid yang melontarkan keinginannya untuk ikut dalam dua aksi tersebut.

"Enggak ada, enggak ada satu pun. Dasarnya negara kita Pancasila. Kalau melanggar situ ntar salah lagi. Negara Pancasila kok kita," kata dia.

Sementara itu, sebagai salah seorang warga yang dituakan, Mulya (66) mengaku sempat didatangi polisi yang menanyakan apakah ada warga Pulau Pramuka yang mengikuti aksi pada 4 November dan 2 Desember.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan