Pilgub DKI Jakarta
Survei Anjlok, Ahok Tak Tahu Cara Tingkatkan Elektabilitas
Tingkat keterpilihan atau elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok semakin anjlok.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat keterpilihan atau elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok semakin anjlok.
Kini, elektabilitas petahana berada di urutan kedua di bawah pasangan calon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Elektabilitas Ahok dan Djarot Saiful Hidayat semakin tergerus jelang pemilihan, yang berlangsung 15 Februari 2016.
Berkaca dari hasil survei dari Lembaga Charta Politika, elektabilitas Ahok semakin berkurang setelah ditetapkan sebagai tersangka dugaan penistaan agama pada 16 November 2016 lalu.
Baca: Survei Charta Politika: Elektabilitas Agus di Atas Ahok dan Anies
Baca: Hasil Survei Beda, Desmond: Siapa yang Abal-abal Surveinya? LSI Denny JA atau Indikator?
Baca: Elektabilitas AHY-Sylvi Tertinggi dalam Survei Indikator
Hasil survei menyebut, pasangan Agus-Sylviana berada di urutan teratas dengan 29,5 persen suara. Ahok-Djarot 28,9 persen, sedangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 26,7 persen.
Sementara responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,9 persen.
Pengumpulan data dilakukan pada 17-24 November 2016 melalui wawancara tatap muka dengan jumlah sampel 733 responden. Metode yang digunakan acak bertingkat dengan margin of error 3,5 persen.
Menanggapi hasil survei itu, Ahok berharap para relawan dan empat partai pendukungnya di Pilkada bekerja lebih keras lagi.
Tapi, Ahok sendiri mengaku tidak tahu strategi apa yang akan digunakan untuk meningkatkan suara warga pada Pilkada nanti.
"Berarti orang partai politik, sama teman-teman relawan harus kerja lebih keras lagi. Strateginya, tanya sama mereka, saya juga enggak tahu," ucap Ahok di markas pemenangan, Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).
Ahok merasa diuntungkan dengan banyaknya hasil survei yang memaparkan elektabilitas dan popularitas setiap pasangan calon yang maju di pesta demokrasi Jakarta.
Sebab, dirinya merasa tak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa jasa survei.
"Minimal kalau ada lembaga survei gitu banyak, saya hemat duit enggak usah bayar lembaga survei," tutup Ahok.