Pilgub DKI Jakarta
Usai Deklarasi Kampanye Damai, Anies Kritik Ahok soal Serapan Anggaran
Serapan anggaran tersebut tidak sesuai dengan yang digembar-gemborkan Ahok selama ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, langsung melakukan konsolidasi dengan sejumlah relawan usai mengikuti deklarasi kampanye damai di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (29/10/2016).
Anies menemui ratusan relawan yang berkumpul di posko pemenangan "Roemah Djoeang", di Jalan Brawijaya IX, Jakarta Selatan.
Di depan ratusan relawan tersebut, Anies sempat mengkritik rendahnya serapan anggaran pemerintah provinsi DKI tahun 2015 saat dipimpin Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Serapan anggaran tersebut tidak sesuai dengan yang digembar-gemborkan Ahok selama ini.
"Di Jakarta hari ini rencananya (serapan anggaran) 100 persen, yang terlaksana 68 persen," kata Anies.
Baca: Anies Baswedan: Kita Pastikan Menang Satu Putaran
Baca: Budi Waseso Mengaku Tak Bermaksud Menyerang Pribadi Anies Baswedan
Baca: Anies Akan Masukan Dana CSR ke APBD, Beda dengan Kebijakan Ahok
Menurut Anies, serapan anggaran yang jauh dari target tersebut disebabkan oleh komunikasi yang buruk antara DPRD dan Pemprov DKI.
Mereka kerap bersebrangan termasuk dalam pengelolaan dan penggunaan APBD Jakarta.
"Ini harus diurus dengan kerja bersama. Membereskannya dengan sistem bukan sekedar bicara gejala," papar Anies.
Selain itu, menurut Anies, keberhasilan seorang pemimpin dapat dinilai dari seberapa tepatnya ia memenuhi janji yang dilontarkan. Janji tersebut dapat dilihat dari postur anggaran yang dibuat.
"Seperti pemrintah pusat janjinya ada pada APBN dan pada janji itu tercermin uang diberikan kepada siapa? Berapa besarnya? Untuk kepentingan siapa? Lihat APBD diberikan untuk yang tinggi atau rendah? Anda merencanakan 10 maka dinilai diujung berapa yang terlaksana," pungkas Anies.