Ada yang Aneh, Spanduk 'Marhaban Ya Ramadhan' Ini Mendadak Viral di Internet
Sebuah foto spanduk ucapan menyambut bulan puasa Ramadan mendadak viral di dunia maya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah foto spanduk ucapan menyambut bulan puasa Ramadan mendadak viral di dunia maya.
Dalam foto tersebut, terlihat spanduk terpampang dan terbentang di sebuah jembatan penyeberangan.
Tak diketahui lokasi jembatan penyeberangan itu, namun netizen menyebutnya di Bekasi, Jawa Barat.
Begini tulisan di spanduk tersebut:
Marhaban Yaa Ramadhan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
1 Syawal 1437 H
Sekilas, tak ada yang aneh dengan tulisan di spanduk tersebut.
Namun, jika diperhatikan dengan seksama, tampak di spanduk tersebut tertulis 1 Syawal 1437 Hijriah.
Seperti diketahui, 1 Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri berdasarkan penanggalan kalender Islam.
Semestinya, pembuat spanduk menulis 1 Ramadan 1437 Hijriah.
Kesalahan tanggal tersebut langsung menjadi sorotan oleh para pengguna media sosial.
Dan, gara-gara spanduk itu, kota Bekasi menjadi sasaran bully oleh sejumlah netizen.
"Hanya ada di Bekasi, Puasa Ramadhan di bulan Syawal," kicau pengguna akun Twitter @wasissas.
"Di dunia ini mungkin cuma di Bekasi puasa Ramadhan dilakukan bulan Syawal. Bravo pemkot Bekasi," cuit pengguna akun @elzataher.
Untuk meluruskan permasalahan, seorang netizen pun angkat bicara.
"Spanduk selamat Ramadan tsb dibuat oleh HDCI (Harley Davidson Club Indonesia). Bukan Pemda/Pemkot Bekasi," kicau pengguna akun @alibasuki.
Ramadan
Ramadan adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam).
Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, salat tarawih, peringatan turunnya Alquran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Alquran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan Idul Fitri.
Kekhususan bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Alquran pada surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:
"bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..." (Al-Baqarah 2: 183)
Penentuan Awal Ramadan
Kalender Hijriyah didasarkan pada revolusi bulan mengelilingi bumi dan awal setiap bulan ditetapkan saat terjadinya hilal (bulan sabit).
Metode penentuan saat terjadinya hilal yang digunakan saat ini adalah metode penglihatan dengan mata telanjang (dikenal dengan istilah rukyah) serta menggunakan metode perhitungan astronomi (dikenal dengan istilah hisab).
Persatuan Islam (persis) dan Majelis Ulama Indonesia (M.U.I)menggunakan kombinasi hisab dan rukyah untuk penentuan hilal.
Nahdlatul Ulama (N.U) serta Kementerian Agama RI selaku Pemerintah RI menggunakan metode rukyatul hilal; sementara Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wal wujudul hilal sebagai sandaran penentuan hilal.
Perbedaan metode ini menyebabkan adanya kemungkinan perbedaan hasil penetapan kapan awal dan berakhirnya Ramadan sebagaimana sempat terjadi pada tahun 1998 M (1418 H).