Jumat, 3 Oktober 2025

Top News

Ancam Keluar dari Demokrat, Ini Alasan Ruhut Tolak Fahri Hamzah

Ruhut mengancam akan keluar dari partai Demokrat jika Fahri Hamzah bergabung.

Editor: Robertus Rimawan
Tribunnews.com/ Ferdinand Waskita
Fahri Hamzah saat jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4/2016). 

Ia menilai, SBY besar karena kritikan.

"Anda tahu kan, 10 tahun Pak SBY memimpin, saya ini adalah tukang kritik Pak SBY, dan alhamdulillah saya enggak ada masalah," ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Ia pun menyindir jika ada pihak-pihak yang tak terima ketika dikritik.

Menurut Fahri, anggota DPR memang berfungsi untuk mengkritik, termasuk terhadap eksekutif.

Karena menerima kritikan, kata Fahri, SBY berhasil mengambil sejumlah keputusan yang baik selama dua periode menjabat.

"Dia (Pak SBY) tahu kami anggota DPR. Mulut kami digaransi oleh rakyat, tidak boleh dibungkam, tidak boleh dihentikan. "

"Mulut kami diproteksi oleh konstitusi demi kebaikan eksekutif yang kita kritik," ujar Fahri.

Ia menambahkan, jika anggota DPR tidak melakukan kritik, maka justru ada masalah.

DPR, menurut dia, ditempatkan oleh rakyat di parlemen memang untuk bicara dan mengkritik.

"Di luar daripada itu bahaya. Berarti, dia tidak mengerti arti menjadi anggota DPR," kata Fahri.

DPP PKS menerbitkan Surat Keputusan Nomor 463/SKEP/DPP-PKS/1437 tertanggal 1 April 2016 terkait pemecatan Fahri Hamzah dari semua jenjang jabatan di kepartaian.

Surat tersebut dikeluarkan untuk menindaklanjuti putusan Majelis Tahkim atau mahkamah partai tersebut pada 11 Maret 2016.

Dalam penjelasannya, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan,Fahri Hamzah kerap melontarkan pernyataan kontroversial.

Setelah dinasihati, ternyata tidak ada perubahan pola komunikasi politik yang dilakukan Fahri.

Bahkan, kata Sohibul, timbul kesan adanya silang pendapat antara Fahri selaku Wakil Ketua DPR dan pimpinan PKS lainnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved