Sabtu, 4 Oktober 2025

Polemik Kalijodo

Wakil Rais Am PBNU: Kenapa Cuma Kalijodo?

Pemprov DKI Jakarta juga harus memikirkan nasib warga Kalijodo setelah penertiban.

Editor: Hasanudin Aco
Harian Warta Kota/henry lopulalan
WARGA KALIJODO DEMO - Warga Kalijodo berdemo depan Gedung DPRD, Jalan Kebonsirih, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/2/2015). Warga yang datang dengan menggunakan 4 bus Pariwisata ini bubar setelah mendapat janji nasibnya akan di perjuangkan oleh Wakil DPRD Muhammad Taufik dan Abraham Lunggana dapat ganti rugi atau membatalkan pengusuran oleh pemprov. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menertibkan kawasan prostitusi Kalijodo harus di dukung.

Wakil Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Miftahul Akhyar, mengimbau bahwa warga Kalijodo juga harus mendukung rencana itu.

Kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016), Miftahul mengingatkan bahwa selain sebagai pusat prostitusi kelas bawah, Kalijodo juga berdiri di atas kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang seharusnya steril dari bangunan.

"(Itu) Jalur hijau. Saya kira pemerintah harus melakukan (penertiban) itu, imbauan kita peraturan harus dilaksanakan," ujarnya.

Namun penertiban tersebut menurutnya harus dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi, jauh dari kekerasan dan arogansi.

Pemprov DKI Jakarta juga harus memikirkan nasib warga Kalijodo setelah penertiban.

"Harus dipikirkan juga perekonomian mereka, kehidupan sosial mereka, dan kesejahteraan mereka," jelasnya.

Menurutnya Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menggagas rencana penertiban harus konsisten.

Ia mengimbau Ahok juga menertibkan tempat lain di Jakarta, yang juga menjadi sarang prostitusi dan melanggar RTH.

"Kalau (masalahnya) sama, kenapa hanya Kalijodo," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved