'Wah Sudah 10 Tahun Metromini Ini Nggak Pakai Rem Tangan'
Tiba-tiba sopir memacu kendaraannya karena di belakangnya ada bus dengan trayek sama
Karenanya, kata dia, kebanyakan pengemudi Metro Mini dibawah umur. Kalau terjadi kecelakaan lalu lintas yang disalahkan Dishubtrans DKI. "Kalau kedapatan ada anak dibawah umur membawa Metromini langsung dikandangkan," ungkapnya.
Sopir mengeluh
Sementara itu, Jumat (11/12) pekan lalu cuaca di Pool Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat cerah. Panas terik matahari membuat kulit terbakar. Usai Salat Jumat, Pool Rawa Buaya ini didatangi para sopir Metro Mini. Mereka menggerutu satu sama lain duduk di lantai kantor Sudin Dishubtrans yang berada di areal pool tersebut.
Mereka menyambangi pool itu berniat mengambil Metro Mini yang dikandangkan petugas Dishubtrans. Puluhan sopir itu terlihat berang serta mengeluh saat ingin mengambil Metro Mini yang biasa digunakannya untuk menarik penumpang.
Sahar (38), sopir Metromini B-91 jurusan Batusari-Tanah Abang memperlihatkan kekesalannya di Pool Rawa Buaya. Metro Mini miliknya terjaring razia oleh petugas lantaran tak memenuhi kelayakan.
"Ini gila memang. Saya baru tiga hari lolos uji Kir, eh malah Metro Mini saya dikandangin karena kata petugas tidak layak," ujar Sahar dengan suara tinggi ketika ditemui Warta Kota di Pool Rawa Buaya.
Ia mengungkapkan alasan personel Sudin Dishubtrans Jakarta Barat mengandangkan Metro Mini karena ada masalah pada kendaraan. Sahar mengatakan, menurut petugas rem Metro Mini miliknya tak berfungsi dengan baik.
"Kan aneh jadinya. Ini siapa yang salah. Saat lolos uji Kir enggak ada kendala apa-apa, eh saat dirazia remnya bermasalah," ungkapnya.
Sedangkan Nana (52), sopir Metro Mini S-75 jurusan Pasar Minggu-Blok M juga tampak murung. Ia harus meminjam uang sekitar Rp 1.000.000 demi menebus Metro Mini miliknya.
"Tebusnya ya sekitar Rp 1.000.000-an. Saya pinjam uang ke teman, bayarnya nyicil," kata pria yang mengenakan topi ini.
Dirinya terpaksa melakukan hal itu untuk kelangsungan hidup keluarganya. Ia sudah lebih tiga hari tak bekerja lantaran Metro Mininya dikandangkan petugas.
"Seharusnya perhatikan kami juga, dong. Kami juga kan punya keluarga. Anak dan istri kami mau makan apa kalau enggak narik," tutur Nana sembari memegangi surat tilang berwarna merah muda.
Nana terjaring razia aparat karena tak ada speedometer pada Metro Mininya. Dia merasa bingung dengan tindakan petugas itu.
"Metro Mini saya kan sudah ada sejak tahun 1970-an. Ya memang dari dulunya juga Metro Mini punya saya itu enggak ada speedometernya. Eh malah dibawa petugas," imbuhnya.
Tak hanya Sahar dan Nana yang mengeluarkan uneg-unegnya di Pool Rawa Buaya. Anwar (40) rekan seprofesinya turut mengoceh terkait permasalahan ini.
"Ini gara-gara kejadian Metro Mini yang tertabrak KRL di Angke dan menyebabkan banyak penumpang tewas beberapa hari lalu. Jadinya, petugas melakukan razia terhadap Metro Mini. Saya jamin kalau dalam uji kelayakan, hanya 10 persen saja Metro Mini yang lolos razia. Sekarang banyak juga Metro Mini yang bobrok pada ngumpet," papar Anwar.
Pantauan Warta Kota di lokasi, ratusan Metro Mini yang dikandangkan ini menumpuk di Pool Rawa Buaya. Kendaraan tersebut berjajar rapi terparkir di depan halaman kantor Sudin Dishubtrans Jakarta Barat. (dik/bin/jhs)