Rabu, 1 Oktober 2025

Ber-IQ 130, Tapi Ghantara dan Ibunya Disia-siakan Sang Ayah

Bukan hanya berjualan plastik, wanita kelahiran Semarang tahun 1970 ini pun kerap menjadi buruh

Editor: Hendra Gunawan
Tribunnews Bogor
Bocah jenius yang memiliki IQ hingga 130 ini setiap hari belajar meski sambil membantu orang tuanya berjuala 

TRIBUNNEWS.COM -- Bulan Juni 2015, Purwatif Fatima Kusnan bercerai dengan suaminya yang berprofesi sebagai supir angkutan umum.

Rumah kontrakan di wilayah Cibuluh, Bogor Utar, Kota Bogor, harus ditinggalkan karena tak sanggup untuk membayarnya.

Sejak itu, Fatima bersama anaknya Ghantara Cosmo Arribath Jofano (8) hidup sebagai tunawisma. "Kami tidur di emperan toko, buat makan saya cari uang dengan jual plastik," ujar Fatima

Sebelum berangkat ke sekolahnya, Cosmo selalu ikut dengan Fatima menjual plastik ini. "Ikut saya lah dia, malah bantu saya jualan," kata Fatima.

Bukan hanya berjualan plastik, wanita kelahiran Semarang tahun 1970 ini pun kerap menjadi buruh para pedagang buah dan sayur.

"Saya suka disuruh jual buah dan sayuran sisa, kadang kalau barang turun saya disuruh hitung, biasanya dapat Rp 10 ribu," ujarnya.

Ghatara Cosmo Arribath Jofano hanya anak seorang penjual kantung plastik di Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor.

Hidupnya pas-pasan dan tidak memiliki tempat tinggal. Setiap malam, Ghatara dan ibunya Purwanti Fatima Kusnan (45) tidur di emperan toko.

Tapi, siapa yang menyangka kalau anak ini jenius memiliki IQ 130 diatas rata-rata orang Indonesia.

Saat ini, Purwanti Fatima Kusnan sedang berusaha mencari bantuan beasiswa untuk menyekolahkan anaknya.

Fatima pun mencoba mencari peruntungan dengan datang ke Kantor DPRD Kota Bogor.

"Saya mau ketemu pak Ujang Sugandi (anggota DPRD), saya mau minta bantuan," kata Fatima kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (10/12/2015).

Sejak Juni 2015 lalu, Fatima hidup menjanda karena ditinggal pergi suaminya.

Selama hampir tujuh bulan lebih, Fatima dan Ghantara menjadi tunawisma.

"Kami tidak punya rumah, tidur di emperan toko Pasar Anyar," ujar wanita kelahiran 1970 ini.

Namun, kondisi ini tidak membuatnya putus asa, Ghatnara tetap sekolah di Klinik Pendidikan Mipa (KPM) di Laladon, Bogor Barat,Kota Bogor.

"Sebelumnya sekolah di MI Persis dan SDN Perwira, tapi sistem belajar dan lingkungan tidak cocok dengan anak saya," katanya.

Ghantara merupakan anak berprestasi dengan IQ 130.

Anak itu sudah meraih 5 piagam serta 2 piala setelah mengikuti perlombaan baca tulis hitung (calistung), lomba matematika, serta finalis Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan Aksioma Madrasah Ibtidaiyah Tingkat Provinsi Jawa Barat.

"Anak saya mewakili Bogor, anak saya mengharumkan nama kota ini, sekarang saya mencari sekolah indukan untuk anak saya," ujarnya.

"Sebab, untuk sekolah yang yang ada nanti malah jadi paket A, saya tidak mau, makanya saya mau minta bantuan ke dewan untuk memerhatikan anak ini," katanya saat ini hanya berbentuk home schooling karena tidak memiliki sekolah induk. (Soewidia Henaldi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved