Selasa, 30 September 2025

Fenomena El Nino

Terdampak El Nino, Jakarta Bakal Kekeringan

Dampaknya, wilayah yang mengalami fenomena el nino, suhu udara akan meningkat dan dilanda kekeringan.

Editor: Hendra Gunawan
KOMPAS images/KRISTIANTO PURNOMO - RODERICK AD
Kawasan kumuh dan padat penduduk di pinggir Waduk Pluit, Jakarta Utara 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fenomena el nino, mengancam di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Jakarta.

Dampaknya, wilayah yang mengalami fenomena el nino, suhu udara akan meningkat dan dilanda kekeringan.

Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), A Fachri Radjab, mengatakan, bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia, memasuki musim kemarau.

"Ditambah lagi, saat ini, Indonesia dan negara equator lainnnya, memasuki kondisi fenomena alam, el nino. Yaitu meningkatnya suhu muka laut di Samudera Pasifik," kata Fachri, ketika dihubungi Warta Kota, Minggu (26/7/2015).

Dampaknya, lanjut Fachri, curah hujan akan semakin berkurang. Wilayah pun akan mengalami kekeringan.

"Yang jelas jika melihat dari musimnya saja, Indonesia saat ini, sebagian besar memasuki musim kemarau," katanya.

Khususnya, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Depok (Jabodetabek), telah memasuki musim kemarau sejak April hingga akhir November nanti.

Sedangkan, baru pada bulan Desember, akan memasuki masa musim hujan.

"Saat ini, berada di tengah-tengah musim kemarau. Tapi ini belum puncaknya. Puncak musim kemarau, saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, yang diperkirakan terjadi pada September nanti," katanya.

Namun, untuk wilayah Jabodetabek, yang masih berpotensi turun hujan, adalah wilayah yang berada di sisi Selatan. Yaitu, Jakarta Selatan, Depok, dan Bogor.

Saat ini, tambah, Fachri, matahari sedang berada di belahan bumi Utara, bergerak ke Selatan arah khatulistiwa dan kembali ke Selatan lagi. Kemudian, pada Desember nanti, matahari, akan berada di belahan bumi selatan.

"Kami memperkirakan, bahwa selama 7 hari kedepan, Jakarta akan mengalami suhu udara maksimal, mencapai 33 derajat hingga 35 derajat celsius. Suhu udara maksimal biasanya terjadi sekira pada pukul 15.00," katanya.

Sedangkan, di Indonesia akan mengalami peningkatan suhu maksimal, yaitu mencapai 35 sampai 37 derajat celsius. Dibandingkan pada pekan lalu, hanya mencapai 33 derajat celsius.

Namun, Fachri mengatakan, bahwa di Indonesia, kecil kemungkinan, akan mengalami suhu udara ekstrim mencapai lebih dari 50 derajat celsius, seperti di India.

"Kecil kemungkinan terjadi suhu udara ekstrim di Indonesia. Karena aliran udaranya beda dengan India. Selain itu Indonesia, diuntungkan karena merupakan negara kepulauan. Kelembapan Indonesia juga tinggi karena masih banyak daerah hijau dan pegunungan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan