Jumat, 3 Oktober 2025

Mereka Mengoplos Gas dengan Alat Buatan Tukang Las

Tiga jaringan pengoplos gas yang diungkap polisi membahayakan masyarakat.

Editor: Hendra Gunawan
Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Tersangka pengoplos gas memperagakan cara memindahkan isi tabung gas 3 kilogram ke tabung gas 12 kilogram, Kamis (21/5/2015) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tiga jaringan pengoplos gas yang diungkap polisi membahayakan masyarakat.

Mereka beroperasi di tengah pemukiman padat dan menggunakan alat pemindah gas yang tak jelas standard dan spesifikasiknya.

Polisi dari Subdit Sumdaling Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap tiga jaringan pengoplos gas ini pada pertengahan April 2015 lalu.

Jaringan pengoplos gas yang bermarkas di Jalan Jeran 2, Kampung Pedurenan, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, memakai alat pemindah gas buatan sendiri.

Alat itu berupa pipa besi tebal seukuran lebih panjang sedikit dari jari tengah orang dewasa. Didalam pipa terdapat besi khusus dengan dua mata kepala diujung-ujungnya.

Kemudian untuk memindah isi tabung gas 3 kilogram (subsidi) ke tabung gas 12 kilogram (non-subsidi), hanya perlu menghubungkan kedua tabung dengan pipa besi tadi.

Posisinya tabung gas 3 kilogram harus diletakkan di atas tabung gas 12 kilogram. Selanjutnya dalam waktu sekitar 4 menit isi di tabung gas 3 kilogram akan berpindah. Untuk mengisi tabung 12 kilo, dibutuhkan sekitar 3 tabung gas seberat 3 kilogram.

Kasubdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Adi Vivid, mengatakan, pipa besi pemindah isi tabung gas itu dibuat sendiri oleh pelaku.

"Dirancang sendiri, lalu dipesan pembuatannya ke tukang las," ucap Adi kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com usai jumpa pers pengungkapan kasus ini, Kamis (21/5/2015).

Sementara itu, jaringan pengoplos gas yang beroperasi di daerah Poris, Tangerang, Banten, membuat alat pemindah gas dengan bentuk berbeda.

Jaringan ini memindahkan isi gas elipiji 3 kilogram (subsidi) ke tabung LPG 50 kilogram (non-subsidi).

Alatnya berupa selang karet memanjang yang berselubung besi. Lalu diujungnya ada kepala untuk mengunci lubang masuk ke tabung. Kemudian di setiap kepala ada keran untuk membuka dan menutup.

"Sama, ini juga dibuat di tukang las," ucap Adi Vivid.

Menurut dia, hal itu amat berbahaya, sebab alat yang dibuat jaringan pengoplos gas ini tak jelas standardnya, lalu mereka beroperasi di tengah pemukiman. Sehingga membahayakan warga sekitar.

Lebih lanjut, Adi mengatakan, tiga. Jaringan pengoplos yang diungkap ini sudah beraksi antara enam bulan sampai sembilan bulan.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved