Minggu, 5 Oktober 2025

Galeri Apik Hadirkan Pameran Karya Seni Unik

Pameran kali inilebih istimewa mengingat bertepatan dengan momen Hari Kartini.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Galeri Apik Hadirkan Pameran Karya Seni Unik
ist
Galeri Apik Jakarta kembali menghadirkan pameran karya seni unik.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Galeri Apik Jakarta kembali menghadirkan pameran karya seni unik. Dalam event ke-43 nya kali ini galeri yang berlokasi dekat Pondok Indah ini menyandingkan pameran seni lukis dengan sejumlah batik tulis kuno berusia 80 tahun lebih, kain tenun berusia 50 tahun lebih dan kebaya antik.

Direktur Galeri Apik, Rahmat, mengatakan pameran kali ini dinilainya lebih istimewa, mengingat bertepatan dengan momen Hari Kartini.

"Batik tulis itu kan dekat dengan citra wanita berkain. Bagi saya keduanya, baik lukisan maupun batik memiliki nilai seni dan budaya tinggi, karena kreativitas perancangnya yang mengagumkan, memiliki banyak arti simbol khas dan dibuat handmade," jelas Rahmat, Minggu (26/4/2015).

Rahmat sengaja mengangkat tema Small Bites, karena lukisan yang dipamerkan seluruhnya berukuran kecil, tidak lebih dari 90 cm x 90 cm namun sebagian besar adalah karya old master (seniman ternama) dan maestro yang menggugah hati sangat menggigit. Antara lain, Popo Iskandar, Nashar, Gerard Pieter Adolfs, Sunaryo, Made Wianta, Willem Gerard Hofker, Rustamadji, Arie Smit, Leo Eland, HAL Wichers, Willem Imandt, Rudolf Bonnet, Lee Man Fong dan Soedibio.

Sementara kain yang dipamerkan adalah kebaya antik, kain tenun wastra nusantara berusia 40 tahun lebih, dan koleksi batik-batik tua berusia 80 tahun lebih dari kawasan atau daerah perancang terkenal zaman itu. "Usia batik yang dipamerkan tertua berusia 95 tahun, yaitu jenis batik tulis asli Oey Soe Tjoen dan Kopi Tutung. Jadi yang dipamerkan itu semuanya adalah kain unggulan (wastra prima)," jelas Rahmat.

Rahmat kembali menegaskan, bahwa kain batik dan tenun adalah bagian dari karya seni, budaya dan desain tradisi. Hanya saja menggunakan media kain, malam, pewarna yang terkadang alami dan canting.

"Semuanya adalah batik tulis. Sebagian dibuat hanya satu-satu saja setiap jenisnya dan tidak dibuat dalam edisi atau banyak artist’s proof seperti patung tembaga. Dalam proses pembuatan batik, bisa memakan waktu cukup lama jika dibuat tekun seperti halnya lukisan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved