Ahok Gubernur DKI
Mimpi Fatullah Pertanda Berangkat Umroh
Sebetulnya ingin dari dulu berangkat umroh, tapi belum punya uang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 'Tidak pernah menyangka' itu lah kata-kata yang keluar dari beberapa marbot atau pengurus masjid yang akan berangkat umroh pada Kamis (18/12/2014) dengan biaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Fatullah orang yang sudah menjadi marbot sebelas tahun mengaku tidak menyangka bisa berangkat ke tanah suci mekah. Meskipun dirinya punya keinginan menunaikan rukun islam berhaji, tetapi ia sadar dengan penghasilannya sebagai marbot Rp 500 ribu per bulan tidak mungkin bisa berangkat berziarah ke Mekah.
"Sebetulnya ingin dari dulu berangkat umroh, tapi belum punya uang. Tentu semua pasti ingin," ucap Fatullah di Balai Kota, Selasa (16/12/2014).
Sebelum mendapat kesempatan berangkat Umroh, Fatullah sebelumnya mendapat tanda-tanda lewat mimpi. Dua tahun lalu saat dirinya tertidur di masjid yang diurusnya tiba-tiba ia bermimpi.
Dalam mimpinya saat itu dirinya berdiri paling depan menjadi imam saat salat. Ia menganggap hal tersebut pertanda dari Allah.
"Mimpi itu sudah lama, ternyata sekarang saya berangkat umroh," ujarnya.
Seakan sudah dibukakan jalan, saat ada informasi dirinya masuk dalam daftar marbot yang diberangkatkan umroh dirinya begitu mudah. Ia selama ini tidak berharap apa pun dalam mengelola masjid, sehingga keberangkatannya ke mekah dianggap sebagai buah keikhlasan.
"Itulah keberkahan Allah, dari mana saja jalannya," ucap dia.
Meskipun penghasilannya tidak begitu besar, pria 58 tahun ini pun mengaku mampu menyekolah empat anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Dua anaknya kini sudah bekerja, sementara yang bungsu masih duduk di bangku kuliah.
Begitu juga dengan Muhammad Maksum, dirinya pada 1997 berprofesi sebagai seorang tukang ojek dan hingga kini masih dijalankan. Kemudian tahun 2000 sambil mencari penghasilan sebagai tukang ojek, ia pun mengelola masjid.
Ia bercerita, pagi dirinya berada di masjid hingga pukul 05.30 WIB memimpin salat dan mengajar bapak-bapak di lingkungannya tentang ilmu agama. Kemudian ia pun mencari penghasilan lain sebagai tukang ojek hingga puku 09.00 WIB, lalu kembali ke masjid beres-beres hingga pukul 13.00 WIB.
Setelah itu ia pulang ke rumah ber istirahat dan kembali ke masjid, lalu menjalankan kembali profesinya sebagai tukang ojek hingga menjelang magrib. Kemudian setelah di masjid, ia mengajar anak-anak mengaji hingga malam.
"Saya nggak pernah menyangka sama sekali. Lillahita'ala saja tidak berpikir macam-macam dalam mengurus masjid," kata pria yang mengelola majid Nur Rohmah di Daerah Cawang, Jakarta Timur ini.
Dengan berprofesi sebagai tukang ojek dan mengelola masjid dirinya mampu menghidupi delapan anaknya hingga bisa bersokalah di jenjang sekolah lanjutan tingkat atas. Ia menganggap hal tersebut merupakan keberkahan hidup.
"Memang logikanya dilihat dari penghasilan tidak mungkin, tetapi Allah sudah membukakan pintu rezeki yang lain. Saya jadi pengurus masjid tidak harus selalu berada di masjid setiap waktu, kita harus mencari rezeki," ujarnya.
Fatullah dan Maksum merupakan dua orang dari 30 marbot yang dilepas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berangkat umroh. Keduanya bersama marbot lainnya hadir di Balai Agung, Balai Kota mengikuti acara pelepasan sekaligus pemberian buku tabungan.