Kos Buat Imigran Gelap Dipatok Minimal Rp 2 Juta/Bulan
Rumah kontrakan yang digunakan para imigran asal Timur Tengah di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Rumah kontrakan yang digunakan para imigran asal Timur Tengah di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, dipatok dengan harga Rp 2-2,5 juta per bulan.
Lokasi kontrakan yang dihuni para imigran itu terletak di kampung-kampung di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Umumnya, tempat tinggal yang dihuni para imigran adalah rumah tinggal warga yang disewakan kepada para pengungsi tersebut.
"I'm here pay two milllion for a month," ucap Ramazan (15) imigran asal Afganistan saat ditemui Wartakotalive.com, Senin (9/12/2014)
Berbicara dalam Bahasa Inggris yang cukup fasih, Ramazan mengatakan kamar kontrakan yang disewanya ditempati lima imigran yang semuanya berasal dari Afganistan.
Dia sendiri sudah delapan bulan tinggal ditempat itu. "Saya ingin kembali ke negara saya, tapi disana masih perang antara pemerintah dengan milisi," katanya.
Yandi Lesmana (62), pemilik kostan di Desa Citeko yang juga didatangi petugas Imigrasi mengaku sudah sejak 3 tahun yang lalu menyewakan kontrakannya kepada imigran asal Afganistan.
Satu kamar kostan milik Yandi, disewakan dengan tarif Rp 2 juta perbulannya. "Awalnya yang saya sewain, kamar di rumah saya. Tapi terus kita bangun ini, semuanya ada 10 kamar. Yang ngontrak ada 20 orang," ujarnya.
Rosidin (38) pemilik kontrakan lainnya mengatakan, di Desa Citeko, terdapat banyak rumah yang dirubah menjadi kontrakan. "Kebanyakan yang disini itu asal Afganistan," kata Rosidin, yang sudah menyewakan kontrakannya sejak 5 tahun lalu untuk imigran asal Afganistan.
Selain Desa Citeko, wilayah lain di kawasan Puncak Bogor adalah Desa Cidokom dan Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. "Kalau di luar Citeko, ngga cuma dari Afganistan. Banyak juga dari negara lain, kaya dari Irak, Iran dan Pakistan," ujarnya.
Beberapa imigran asal Afganistan tersebut, kata Rosidin, tinggal di Desa Citeko untuk waktu tertentu sebelum mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju negara ketiga guna mencari suaka.
"Biasanya ada yang cuma sebentar, cuma 3 minggu, terus dia lanjutin perjalanannya ke Australia. Ada juga yang sampe bertahun-tahun di kontrakan saya," katanya.