Kamis, 2 Oktober 2025

Bekas Satpam Kebun Teh Mengaku Polisi, 40 Warga Batal Peroleh SIM

MS (36) berhasil menipu sedikitnya 40 warga Bojonggede, Bogor, Jawa Barat dengan modus jasa pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) secara kolektif

Editor: Gusti Sawabi
Shutterstock
Ilustrasi 

 Tribunnews.com, Depok - Mengaku sebagai anggota polisi berpangkat Briptu, MS (36) berhasil menipu sedikitnya 40 warga Bojonggede, Bogor, Jawa Barat dengan modus jasa pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) secara kolektif, tanpa tes apapun.

Setiap satu orang, oleh MS dikenai tarif Rp 200.000 untuk semua jenis SIM baik SIM A, SIM B atau SIM C.

Karena setiap hari MS mengenakan seragam kepolisian lengkap, warga percaya dan tertarik dengan tawaran itu. Apalagi oleh MS, SIM dijanjikan rampung tidak lebih dari seminggu, dan tanpa tes.

Kepercayaan warga semakin menjadi, sewaktu salah seorang ketua RT di Desa Bojonggede, benar-benar dibuatkan SIM oleh MS.

Namun ternyata itu hanya cara MS untuk mendapatkan kepercayaan warga. Sekitar 40 warga tertarik dan menyetor uang masing-masing Rp 200.000 untuk pembuatan SIM.

Total uang yang diterima MS, adalah Rp 8 Juta. Setelah memberikan data diri dan uang jasa pembuatan SIM, beberapa hari kemudian, warga menagih SIM yang dijanjikan MS.

Namun, MS terus mengulur waktu dan berdalih pembuatan SIM masih dalam proses. Bahkan ia sempat menawarkan jasa pembuatan SIM ini ke warga lainnya.

Warga yang curiga karena sudah lebih sepekan SIM tak juga jadi lalu melaporkan MS ke Polsek Bojonggede.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi membekuk MS di rumah kontrakannya di Bojonggede, Depok, pada  pekan lalu.

Sebelumnya polisi memastikan bahwa MS bukanlah anggota polis. Dari rumahnya, aparat Polsek Bojonggede, menyita barang bukti berupa seragam polisi dan tanda pangkat Briptu yang dikenakan pelaku.

Kepala Kepolisian Sektor Bojonggede, Komisaris Ganet Sukoco, menuturkan, MS yang berasal dari Cipanas, Jawa Barat, awalnya adalah satpam perkebunan teh di Cipanas.

Namun MS berhenti bekerja dari perkebunan itu. Dari pengalamannya sebagai satpam perkebunan teh tersebut, kata Ganet, MS memiliki sepatu PDL dan kopel mirip milik kepolisian.

"Pelaku lalu melengkapinya dengan seragam polisi dan atribut lain, lengkap dengan pangkatnya. Ia juga mencukur kepalanya sampai cepak," kata Ganet, Minggu (9/11/2014).

Selain itu, kata Ganet, untuk membuat warga percaya, MS terlebih dahulu membuatkan SIM salah seorang ketua RT setempat yakni Sukamto, dengan biaya pembuatan Rp 400 ribu.

Setelah itu warga makin percaya dan sedikitnya 40 orang tertarik. Mereka menyetorkan Rp 200.000 perorang. "Namun tidak ada satu pun SIM yang jadi setelah sampai beberapa minggu," kata Ganet.
Karenanya kata Ganet beberapa warga melaporkannya ke polisi. Ia mengatakan sebelumnya pihaknya menyelidiki apakah MS benar-benar anggota kepolisian.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved