Minggu, 5 Oktober 2025

Pemkot Depok Tak Punya Disain Tata Kota untuk Antisipasi Banjir

Menurutnya hal itu terjadi karena Pemkot Depok tidak memiliki disain yang matang untuk mengantisipasi hal itu.

Editor: Johnson Simanjuntak
Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Jalan Margonda Raya di depan SPBU Pondok Cina yang sebelumnya tergenang air kini mulai surut dan sudah bisa dilintasi kendaraan, Kamis (22/5/2014) pukul 18.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Bertambahnya titik banjir di Kota Depok pada tahun 2014 menjadi 53 titik dari sebelumnya hanya 44 titik, oleh Anggota DPRD Kota Depok, Babai Suhaimin merupakan hal wajar.

Menurutnya hal itu terjadi karena Pemkot Depok tidak memiliki disain yang matang untuk mengantisipasi hal itu.

"Pemkot Depok tak punya disain matang soal itu. Jadi jelas saja kalau titik banjir bertambah," kata Babai, kepada wartawan, Senin (18/8/2014).

Karenanya ia mendesak Pemkot Depok serius menangani titik-titik banjir yang terus bertambah serta mengawasi lokasi-lokasi rawan yang kemungkinan berubah menjadi titik banjir baru.

"Juga harus dibuat perencanaan atau disain yang matang dan harus dilaksanakan dengan tepat dan tegas," katanya.

Babai menambahkan, titik banjir di Depok tidak bisa diprediksi lantaran lahan telah banyak yang beralih fungsi. Tempat serapan air banyak yang menjadi perumahan sehingga air mengalir ke mana-mana.

Menurutnya juga, selama ini Pemkot hanya memantau banjir yang terjadi di jalan-jalan besar, seperti Jalan Margonda.

Padahal, banjir muncul di daerah dan wilayah lain. Ia mencontohkan jebolnya turap Kali Licin di Kampung Pitara, Pancoranmas, dan jebolnya tanggul Kali Laya, Kelurahan Tugu, Cimanggis, beberapa waktu lalu membuat persoalan banjir di Depok bertambah rumit.

"Daerah itu awalnya bukan titik banjir, tapi karena air yang mengalir di sungai terlalu banyak, akhirnya meluap dan jebol, dan sekarang menjadi titik banjir" tuturnya.

Diluar itu, Babai mengakui, pembangunan yang tidak terkendali di Depok membuat daerah resapan berkurang.

Dalam hal ini, Babai meminta Pemkot Depok memiliki perencanaan tetap dan desain yang matang mengenai aliran pembuangan air.

"Kami juga mendesak pemerintah untuk tegas menangani oknum yang membangun permukiman di bantaran sungai. Selain itu daerah resapan yang saat ini masih berfungsi harus diselamatkan," paparnya.

Babai menuturkan pemerintah juga harus mengaktifkan kembali berbagai saluran irigasi pertanian yang pernah hidup seiring dengan disain drainase kota.

"Selama ini, Pemkot Depok, seakan bekerja tanpa perencanaan, sehingga hasilnya tidak pernah memuaskan. Pemkot Depok harus menormalisasi kali-kali di Depok, terutama kali yang mengalirkan air dari Bogor ke Depok," katanya.

Selain itu, wilayah yang akan dijadikan perumahan harus dikaji lebih mendalam. "Intinya disain drainase kota harus dibuat secepatnya karena sekarang tidak ada," ujarnya.(bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved