Ryan 'Suntik Mati' Sempat Bakal Dibawa ke Psikiater oleh Kakaknya
Bahkan sang kakak, pun mengaku baru mengetahui saat aksi itu beredar di media massa.
Laporan Wartawan Warta Kota, Mohammad Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Ignatius Ryan Tumiwa (47), pria lulusan S2 Universitas Indonesia yang minta melegalisasi suntik mati, membuat heboh beberapa kalangan. Bahkan sang kakak, pun mengaku baru mengetahui saat aksi itu beredar di media massa.
"Saya baru tahu pas lihat di koran Warta Kota, kok ada adik saya. Lalu saya telepon nggak pernah diangkat," kata Candra (55), kakak Ryan, saat ditemui di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (9/8/2014) siang.
Beruntung, keesokannya, kuasa hukum Ryan, Fransisca Indrasari, menghubunginya dan mengatakan, bahwa Ryan dirawat di rumah sakit tersebut. Akhirnya, pada Sabtu (9/8/2014), Candra langsung menjenguknya.
Menurut Candra, sebelumnya, Ryan juga pernah hendak dibawanya ke psikiater. Namun, usahanya tersebut belum berhasil. "Dia suka bengong dan melamun. Makanya saya khawatir, dan mau bawa ke psikiater," katanya.
Kondisi tersebut, semakin terlihat sejak sang Ayah, meninggalkannya karena sakit pada 2012 lalu. Sementara sang ibu telah meninggal dunia 2005 lalu juga karena sakit.
"Dia sering ngeluh karena nggak punya pekerjaan. Saya mau carikan juga nggak ada relasi dengan orang lain. Saya ajak tinggal bareng rumah saya, dia nggak mau. Makanya dia menyendiri di rumah. Paling saya tanya kabar seminggu sekali dan kirim uang sebulan sekali," kata Candra, yang membuka usaha menjual sembako di rumahnya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ryan sendiri, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Sementara, Candra merupakan kakak pertamanya. "Saya berharap kondisinya cepat membaik. Mudah-mudahan dia juga mau tinggal sama saya nanti," katanya.