Pengelola Transjakarta Paksa Penumpang Beli Tiket e-Money
UP Transjakarta ditargetkan harus sudah bisa menerapkan e-tiketing di 12 koridor bus Transjakarta pada tahun ini

Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dipaksanya para penumpang bus Transjakarta untuk membeli e-money dalam sistem elektronik ticketing (e-tiketing) di setiap halte koridor bus transjakarta dikarenakan Unit Pengelola (UP) Transjakarta dikejar target oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sehingga, berimbas kepada masyarakat yang diharuskan untuk membeli e-tiketing.
Kepala UP Transjakarta, Pargaulan Butar-butar menjelaskan bahwa tindakan para petugas Transjakarta yang memaksa para penumpang untuk membeli tiket e-money karena selama ini masyarakat jarang adanya yang membeli. Padahal, UP Transjakarta ditargetkan harus sudah bisa menerapkan e-tiketing di 12 koridor bus Transjakarta pada tahun ini.
"Ini merupakan program dari Pemprov DKI. Yaitu seluruh koridor bus Transjakarta sudah harus menggunakan e-tiketing pada tahun 2014. Untuk mencapai target ini, kami sudah lakukan sosialisasi dengan melakukan pendekatan kepada calon penumpang hampir setahun lebih," kata Pargaulan saat dihubungi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Dia menjelaskan bahwa sosialisasi yang telah dilakukan oleh pihak UP Transjakarta melalui petugas tidak berjalan dengan baik. Sehingga, jalan memaksa diambil oleh pihak UP Transjakarta untuk target penggunaan e-money bisa dilaksanakan pada tahun 2014 ini. Menurutnya, kesulitan dalam menerapkan e-tiketing ini, dikarenakan kesadaran para penumpang bus Transjakarta untuk menggunakan e-card belum tinggi.
Sepertinya, penumpang lebih menginginkan membeli tiket manual yang berupa secarik kertas daripada menggunakan e-card. Padahal menggunakan e-card lebih mudah, cepat dan efisien. Artinya, penumpang tidak perlu mengantri membeli tiket di loket, tinggal menempelkan e-card di barrier untuk masuk ke dalam halte.
"Makanya kami secara tegas langsung meminta penumpang untuk membeli e-card tersebut, dan menutup loket tiket. Karena agak sulit juga mengajak penumpang untuk menggunakan e-card, dengan kesadaran penumpang terhadap e-tiketing melalui e-card yang belum tinggi," tuturnya.
Perlu diketahui, dalam pembayaran e-money itu terdiri dari bank-bank terkemuka di Indonesia. Sepeti Bank Mandiri, Flazz Card dari BCA, dan Brizzi dari BRI. Biasanya para sales dari ketiga bank tersebut sudah mencegat para calon penumpang di depan loket tiket.
Lalu memaksa mereka untuk membeli e-card dengan saldo Rp20.000 seharga Rp 20.000. Sedangkan loket tiket sengaja ditutup, sehingga calon penumpang tidak bisa membeli tiket manual, dan terpaksa membeli e-card agar bisa masuk ke dalam halte busway untuk menggunakan bus Transjakarta ke tempat tujuannya.