Bocah Disodomi
JIS Kebobolan Rekrut Guru Paedofil, Mendikbud Tak Habis Pikir
"Saya tidak habis pikir," kata Nuh dalam konferensi persnya di kantor Kemendikbud, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh mengaku tidak habis pikir, institusi seperti Jakarta International School (JIS) bisa kebobolan, dengan merekrut tenaga pendidik yang orientasi seksualnya menyimpang, seperti yang dilaporkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Saya tidak habis pikir," kata Nuh dalam konferensi persnya di kantor Kemendikbud, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014).
Ia mengatakan bahwa JIS bukanlah sekolah diplomatik, sehingga harus tunduk pada peraturan yang dibuat kementerian. Kata dia, sudah ada peraturan soal kompetensi guru, agar murid tidak jadi korban. Namun ia mengakui bahwa sulit mengetahui penyimpangan orientasi seksual seseorang, dengan pemeriksaan biasa.
Ketua KPAI Asorun Niam Sholeh dalam pemaparannya di Komisi I DPR, menyebutkan pihaknya menerima laporan bahwa salah satu guru di JIS, memiliki penyimpangan orientasi seksual. Guru itu masih aktif mengajar. Hal tersebut cukup mengkhawatirkan, mengingat belum lama siswa TK JIS menjadi korban dari dua petugas kebersihan.
Nuh menyebutkan, berangkat dari kasus yang menimpa siswa TK JIS, pihaknya ingin masuk lebih dalam lagi, tidak hanya di tingkat TK, melainkan hingga tingkat SD, SMP dan SMA. Pihak kementerian hendak melihat sejauh mana manajemen JIS mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah.
Ia pun sudah berkoordinasi dengan Kapolri, Jendral Pol. Sutarman. Hal yang sama juga ia utarakan soal buronan Federal Bureau of Investigation (FBI) atas kasus pedofilia, William James Vahey (64), yang sempat mengajar di JIS selama bertahun-tahun.
"Ini kan pintu masuknya di TK, nanti kita akan masuk ke sana," tandasnya.