Senin, 29 September 2025

Gaji tak Segera Cair, Mereka Terpaksa Jadi Pemulung

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Heri dan Nila yang tinggal di Kampung Bayur RT 07/04 Kelurahan Cipinangmelayu, Makasar, Jakarta Timur, terpaksa memulu

Editor: Gusti Sawabi
warta kota

Tribunnews.com, Jakarta -- Pasangan suami istri Heri Sudrajat (53)-Nila (43) dan Sandy (56)-Sri (40) harus memutar otak. Sebagai pekerja kebersihan, sejak Januari 2014 hingga kini belum menerima gaji. Mereka mendapatkan gaji Rp 2,4 juta dan Rp 900.000.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Heri dan Nila yang tinggal di Kampung Bayur RT 07/04 Kelurahan Cipinangmelayu, Makasar, Jakarta Timur, terpaksa memulung. Mereka mencari besi dan botol plastik di jalan.

"Saya dengan suami, selagi menyapu jalan, kami juga sekalian memulung. Kami ambil besi-besi, mur, baut, paku, botol plastik bekas yang ada di jalan," kata Nila saat ditemui di kawasan Garuda, Tamini Square, Jakarta Timur, baru-baru ini.

Nila mengaku, ia belum menerima gaji yang seharusnya diterima Rp 2,4 juta per bulan. Dari hasil memulung, bisa menjualnya Rp 3.500 per kg, botol air mineral bekas Rp 3.000 per kg, gelas plastik air mineral bekas Rp 6.000 per kg. "Lumayan buat beli beras. Biasanya sebulan bisa dapat Rp 150.000," katanya.

Nila mengaku, selama belum digaji, selain memulung barang bekas, juga kerap diberi sumbangan oleh pengendara. Meskipun ia ogah meminta-minta kepada pengendara.

"Ada saja pengendara yang mengasih uang. Meskipun enggak banyak dan enggak setiap hari. Paling Rp 5.000 sampai Rp 20.000," katanya.

Sementara Nila harus membiayai dua dari tiga anaknya yang duduk di bangku SD dan SMP.

"Saya punya tiga anak, tapi dua yang masih tinggal sama saya. Satu masih SMP dan satu SD. Bingung juga kalau mereka minta uang jajan buat makan di sekolah, karena buat makan aja sekarang kami susah," katanya.

Selain itu, Nila juga membayar kontrakan Rp 400.000 per bulan, cicilan motor Rp 560.000 per bulan selama dua tahun. Cicilan motor baru terbayar delapan bulan.

"Utang kami di warung sudah Rp 5 juta, buat beli kebutuhan makanan semua. Sekarang sudah enggak boleh lagi kami utang sama warung. Motor juga sempat mau ditarik sama dealer, untung kakak mau utangin kami," katanya.

Jalan kaki

Sandy mengaku, empat bulan belum digaji terpaksa menggadaikan motornya ke tetangga. Kini ia harus berjalan kaki selama 20 menit untuk menuju tempat kerjanya.

"Saya gadaikan Rp 2,5 juta. Saya janjikan bayar Februari, ternyata gaji saya belum dibayar juga," kata Sandy.

Sandy juga mengutang ke warung dekat rumahnya dan utangnya mencapai Rp 1,3 juta. "Buat beli beras, telur, dan makanan lain. Belum lagi buat biaya anak saya sekolah dan listrik," kata bapak satu anak ini.

Sandy awalnya bekerja sebagai petugas kebersihan dibawah perusahaan alih daya, Cempaka Adi Jaya. Ia digaji Rp 900.000 per bulan. Sudah tiga tahun ia bekerja di perusahaan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan