Jumat, 3 Oktober 2025

Mau Menolong, Sopir Taksi Malah Disekap Perampok Mobil

Enam perampok mobil berikut penadahnya, dibekuk aparat Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya,

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Enam perampok mobil berikut penadahnya, dibekuk aparat Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, 4 November 2013 lalu. Tiga diantaranya harus dilumpuhkan dengan timah panas di kakinya, karena mencoba kabur dan melawan saat akan dibekuk.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/11/2013), mengatakan dalam aksinya komplotan ini cukup sadis. Mereka tidak segan-segan menganiaya dan menyekap korbannya.

Dalam penyelidikan mereka mengaku baru sekali beraksi yakni terhadap korbannya Tarmidi (50), seorang sopir taksi yang juga menjadi sopir rental mobil, pada Rabu (30/10/2013) lalu.

Ditemui saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Rabu, Tarmidi, menceritakan bahwa kejadian yang dialaminya berawal saat ia sedang menyopiri taksi dan menunggu penumpang di Hotel Losari, Blok M, Jakarta Selatan.

Ia lalu menerima order dari salah seorang pelaku yakni ER yang mengaku sebagai Yanto. ER meminta agar Tarmidi menjemput istrinya yang sedang sakit di daerah Bekasi. "Tapu dia menolak memakai taksi. Alasannya tidak muat nanti. Ia lalu minta dicarikan mobil rental," kata Tarmidi.

Tarmidi lalu menyanggupinya karena saudara memiliki bisnis rental mobil di Meruya, Jakarta Barat dan terkadang ia menyopirinya. Setelah bernegosiasi Tarmidi mengaku dijanjikan uang Rp700 ribu.

"Saya lalu rental mobil saudara di Meruya. Saya ambil Kijang Innova sesuai permintaan pelaku. Saya mau menuruti permintaan pelaku karena terharu istrinya yang sedang sakit," papar Tarmidi.

Tarmidi lalu mengambil Kijang Innova B 1185 ST di Meruya, Jakarta Barat dan diminta menjemput ER di Pancoran, Jakarta Selatan. Saat menjemput ER, kata Tarmidi, saat itu ER bersama dua rekannya TT dan HH. ER dan TT lalu duduk di bangku belakang sopir sementara di depan atau di samping Tarmidi adalah HH.

Saat itu, Tarmidi tidak menyadari ada rekan pelaku yang mengikutinya yakni ASA dengan mengendarai kijang Innova. Setelah di keluar pintu Tol Cikarang sekitar pukul 20.00, Tarmidi diminta berhenti. "Tiba-tiba saya langsung dipukuli beramai-ramai, sampai pingsan," kata Tarmidi.

Tak berapa lama, Tarmidi mengaku siuman dan ia sudah berada di mobil pelaku. "Wajah saya ditutup lakban, tangan diborgol dan kaki diikat tali tas," katanya. Setelah itu, lanjut Tarmidi, dirinya dilempar ke sebuah jurang sedalam 5 meter.

"Sebelumnya saya sempat minta uang Rp20 ribu untuk ongkos. Tapi kata mereka nanti juga saya ada yang nolong," katanya.

Saat dibuang ke jurang sedalam 5 meter dengan wajah ditutup lakban, kedua tangan diborgol serta kaki diikat, Tarmidi mengaku tak tahu apakah dirinya akan selamat atau tidak.

"Setelah itu saya coba bangkit dan merangkak, karena ikatan di kaki lepas waktu saya terguling. Saya coba naik keluar dari jurang sampai akhirnya ditolong warga," paparnya.

Kompol Antonius Agus, Kanit V Subdit Jatantas Direskrimum Polda Metro Jaya, menjelaskan usai membuang korban, para pelaku menjual mobil tersebut ke tersangka HS dan AHL sebagai penadah mobil.

Rencananya, kata Antonius, para penadah ini hendak membayar mobil hasil curian tersebut sebesar Rp30 juta. "Tapi baru dibayar Rp 3 juta, sudah keburu kami bekuk," kata Antonius.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved