Selasa, 30 September 2025

Isu Lingkungan

Efek Rumah Kaca, Suhu Jakarta Bisa Memanas Hingga Setengah Air Mendidih!

Dampak makin besarnya emisi gas rumah kaca memicu mencuatnya isu bahwa Jakarta suatu saat akan bersuhu setara setengah air mendidih. Apa iya?

Efek Rumah Kaca, Suhu Jakarta Bisa Memanas Hingga Setengah Air Mendidih! - 19.jpg
Warta Kota/ Nur Ichsan
Cuaca di sekitar langit di atas Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Efek Rumah Kaca, Suhu Jakarta Bisa Memanas Hingga Setengah Air Mendidih! - 24.jpg
Tribun Jateng/ Wahyu Sulistyawan
Petugas PLN (Perusahaan Listrik Negara) melakukan tugas perbaikan listrik di tengah sengatan matahari tajam di siang bolong. Cuaca ekstrim jadi tantangan berat bagi pekerja outdoor seperti ini.
Efek Rumah Kaca, Suhu Jakarta Bisa Memanas Hingga Setengah Air Mendidih! - 32.jpg
Tribun Timur/ Sanovra JR
Seorang petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sedang menjelaskan perubahan cuaca. Institusi BMKG jadi tumpuan pertanyaan ketika masyarakat resah dengan cuaca ekstrim dan ketidakpastian iklim.

Jakarta tempo doeloe.

Ditemui secara terpisah, Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia, Tumpak Hutabarat, mengaku ikut cemas dengan potensi lonjakan suhu di kota berpenduduk terpadat di Indonesia ini.

Apalagi ia melihat belum adanya regulasi yang jelas tentang aturan pembangunan gedung-gedung pencakar langit dengan desain dominan berupa kaca-kaca di semua sisi bangunannya.

Tengok saja, betapa hampir semua gedung bank dan tower atau menara komersial amat dominan menggunakan bahan kaca yang tidak ramah pada pembentukan kesejukan udara karena sifatnya yang memantulkan panas, bukannya meredam atau menyerap.  

"Kalau muncul kecemasan suhu Jakarta bisa mencapai setengah air mendidih (50 derajat celcius), saya kira itu bukan tidak mungkin terjadi," tegas Tumpak. Selain efek rumah kaca, Walhi juga memperkirakan lonjakan suhu Jakarta bakal merangkak naik karena dampak longgarnya kebijakan pemasaran mobil murah.

Seperti diketahui, pemerintah memang melonggarkan produksi dan pemasaran mobil murah seperti dipamerkan di ajang 'Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013." Cukup banyak mobil jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) yang dibanderol kurang dari Rp 100 juta.

Dengan harga mobil baru semurah itu, Jakarta diyakini akan semakin macet karena merajalelanya mobil murah di jalanan. Emisi gas buang karbondioksida dari knalpot kendaraan makin mengotori udara Jakarta. Suhu udara Jakarta pun terus merangkak naik.

"Ini kebijakan tabrakan antarpejabat. Jokowi (Gubernur Jakarta) maunya transportasi massal, biar mengurangi emisi kendaraan. Tapi Menteri Perindustrian melonggarkan aturan mobil murah. Ya tunggu saja dampaknya," kata Tumpak, seolah melempar warning (peringatan keras). 

Di sisi lain, Jakarta juga dilanda begitu banyak problem polusi yang menyumbang terjadinya perubahan iklim dan cuaca ekstrim. Semua jenis polusi ada di kota mayoritas warga pendatang ini, mulai polusi udara, polusi suara, pencemaran air, limbah pabrik, limbah rumahtangga dan gedung, cerobong asap pabrik, serta emisi karbon yang dilepas ribuan kendaraan yang mengaspal di jalanan saban hari.

Ia khawatir, jutaan ton polutan yang beterbangan di udara, mencemari air tanah hingga air laut itu bakal jadi bom waktu dan amat berisiko menjadikan Jakarta mengulang pengalaman pahit Pakistan.

Karena kombinasi masalah yang sama, Islamabad (ibukota Pakistan), pernah pernah dilanda cuaca ekstrim dengan suhu lebih dari setengah air mendidih. Persisnya 70,5 derajat celcius pada tahun 2010 lalu.

"Saat itu banyak orang meninggal karena dehidrasi dan tak tahan panas," tuturnya. Pengalaman sama terjadi di sebuah kota di India di tahun yang sama, yang mencetak angka temperatur 47 derajat celcius.

Sementara di Indonesia, dalam catatan Walhi, temperatur tertinggi pernah terjadi Kalimantan Tengah, tepatnya di daerah Pulang Pisau yakni 40 derajat celcius tahun 2012 lalu. Bahkan di tahun yang sama, kota Ketapang warganya tersiksa kenaikan suhu hingga 42 derajat celcius.

Kalau di Jakarta cuaca ekstrim dipicu efek rumah kaca, di Kalimantan pemicunya adalah parahnya kerusakan hutan yang dirambah untuk dieskploitasi kayunya guna kepentingan komersial dan perumahan.

"Yang pasti, kenaikan suhu daerah lain kan juga mengimbas ke Jakarta dan sebaliknya?" tegasnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved